JAKARTA – PT Freeport Indonesia (PTFI) berencana untuk meningkatkan penggunaan gas dalam kegiatan operasional tambangnya. Ini jadi salah satu cara untuk kurangi emisi karbon yang jadi tuntunan masyarakat dunia termasuk di industri tambang.

Tony Wenas, Direktur Utama PTFI mengungkapkan perusahaan akan membutuhkan gas berupa Liquified Natural Gas (LNG) yang akan digunakan untuk mengganti bahan bakar fosil lainnya.

Menurut dia, di beberapa lokasi PTFI masih menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) lantaran berlokasi di wilayah terpencil. “Ada beberapa daerah yang remote masih gunakan PLTD, itu gunakan LNG rencananya,” ungkap Tony disela diskusi Sustainability Action for The Future Economy, Jakarta, Selasa (26/9).

Lebih lanjut PTFI sangat concern dengan upaya penurunan emisi di operasional tambangnya. Bahkan manajemen sampai membentuk divisi khusus yang tugasnya adalah menyusun strategi agar target penurunan emisi bisa tercapai.

“Business plan sampai 2041, kami ada divisi khusus, untuk kurangi emisi karbon, dengan cari jalan, seperti program elektrifikasi, pengurangan penggunaan bahan bakar fosil, konversi, termasuk PLTD, kecil-kecil (kapasitasnya),” kata dia.

Meskipun membutuhkan gas namun hingga kini PTFI belum mendapatkan kepastian pasokan gas. Saat ini pasokan gas memang dibutuhkan PTFI. Tidak hanya untuk programs konversi pembangkit  di wilayah remote tapi juga untuk pengoperasian fasilitas smelter yang baru di Gresik, Jawa Timur. “Sedang kita cari (pasokan gas), tapi lewat SKK Migas,” ungkap Tony. (RI)