JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan road show yang dilakukan ke beberapa negara untuk memasarkan peluang investasi hulu migas Indonesia mulai menunjukkan hasil. Salah satunya adalah mulai muncul harapan terhadap pengembangan shale oil ataupun shale gas di Indonesia.

Shinta Damayanti, Kepala Divisi Perencanaan Eksplorasi SKK Migas, mengatakan EOG Resources,. perusahaan asal Amerika Serikat sudah menyambangi beberapa wilayah yang diyakini memyimpan potensi shale gas.

Ketertarikan EOG bermula setelah SKK Migas melakukan road show ke beberapa negara. Dari situ didapatkan data seismik dari wilayah Sumatera bagian utara dan tengah.

“EOG Resources, dia the biggest shale gas player di Amerika Serikat. Mereka yang bikin harga minyak turun. responnya positif. Dia sudah perhatikan indonesia, jadi waktu kami minta mereka datang mereka sudah tahu mau lihat apa, sudah langsung pilih North Sumatra dan Central Sumatra,” kata Shinta disela IPA Convex 2019, Jakarta, Jumat (6/9).

Tindak lanjut bisa segera dilakukan oleh EOG, beberapa opsi adalah dengan langsung melakukan penawaran atau dengan melakukan studi bersama dengan perusahaan lain.

“Data room itu mereka lihat, seismiknya, sumurnya ada apa aja, studi yang sudah ada. respon mereka positif. Sama prosesnya dengan lelang blok yang sudah kita lakukan. atau bisa juga dengan partnership,” ungkap Shinta.

Pengembangan blok nonkonvensional termasuk shale gas memang belum menggembirakan. Pada 2017, dari lima blok migas yang ditawarkan tidak ada satupun yang diminati kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Hal itu berlanjut pada 2018 dimana kembali tidak ada blok non konvensional ditawar oleh kontraktor. Pemerintah menyadari bahwa blok nonkonvensional belum menjadi prioritas pengembangan.

Pertamina sendiri yang sebelumnya diandalkan untuk bisa mengembangkan blok-blok tersebut justru mengembalikannya kepada pemerintah.  Sampai saat ini blok nonkonvensional hanya baru sebatas kegiatan eksplorasi.

Dengan mulai tertariknya salah satu pemain besar shale gas,  Shinta berharap geliat pengembangannya kembali meningkat. Nantinya EOG juga bisa membagi pengalamannya dengan Pertamina yang saat ini tengah mempersiapkan diri mengelola Blok Rokan pada 2021 mendatang.

“Kami kenaikan juga ke Pertamina.  Pertamina kan punya Rokan, di situ Central Sumatra. sudah ketemu, tapi lebih di working level, belum ke direksinya,” kata Shinta.(RI)