JAKARTA – Eni melalui anak usahanya Eni West Ganal Ltd dalam kegiatan pengeboran sumur appraisal Maha-2 di Wilayah Kerja West Ganal, lepas pantai Kalimantan berhasil menemukan 43 meter lapisan pasir bersih gas dengan karakteristik reservoir yang sangat baik di tingkat Zaman Pliosen.

“Sumur dibor hingga kedalaman 2.970 meter dengan kedalaman di bawah air 1.115 meter dan telah menemukan 43 meter lapisan pasir bersih gas dengan karakteristik reservoir yang sangat baik di tingkat Zaman Pliosen. Uji produksi yang terbatas oleh fasilitas permukaan mencatat gas deliverability yang sangat baik dari reservoir yang mengalir pada Clean Up Flow 33.9 MMScfd Choke Position : 96/64 inchi,” kata Julius Wiratno, Deputi Operasi, Senin, (7/6).

Menurut Julius, pengujian dan coring reservoir yang dilakukan, berhasil menghimpun data penting yang dibutuhkan untuk mendukung studi pada persiapan rencana pengembangan Lapangan Maha, di mana dua sumur appraisal lainnya direncanakan akan dibor. “Oleh karena itu kami mendorong Eni untuk segera melakukan langkah lanjutan sampai tahapan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) agar dapat lapangan itu segera diproduksikan dan menambah neraca gas nasional,” ujar Julius.

Harapan percepatan produksi, dinilai Julius sangat mungkin dilakukan mengingat sumur appraisal Maha-2 terletak 16 kilometer di sebelah Tenggara Floating Production Unit (FPU) Jangkrik yang dioperasikan oleh Eni. “Kedekatan Lapangan Maha dengan infrastruktur yang ada akan menciptakan kemungkinan untuk memaksimalkan sinergi dan mengurangi waktu serta biaya pengembangan bawah laut di masa depan, karena bisa dilakukan tie-in dengan FPU Jangkrik.,” kata Julius.

Penemuan cadangan di Lapangan Maha menunjukkan investasi hulu migas Indonesia masih cukup menjanjikan sekaligus menunjukkan kepercayaan Eni sebagai salah satu international oil company (IOC) terhadap prospek industri hulu migas di Indonesia.

Eni adalah operator Blok West Ganal melalui afiliasinya, Eni West Ganal Ltd, yang memegang 40 persen Participating Interest, sementara Neptune West Ganal B.V. dan PT Pertamina Hulu West Ganal masing-masing memegang 30 persen. Eni telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 2001 dan saat ini memiliki portofolio aset yang besar di tahap eksplorasi, pengembangan, dan produksi.(RI)