JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), subholding gas di bawah holding migas PT Pertamina (Persero) memprediksi kuartal II 2020 masih harus menjalankan strategi efisiensi ketat.

Gigih Prakoso, Direktur Utama PGN, mengatakan penurunan konsumsi gas masih akan terjadi akibat pandemi Covid-19. “Kinerja kuartal II akan challenging karena adanya penurunan demand volume gas akibat Covid-19,” kata Gigih kepada Dunia Energi, Jumat (8/5).

Dia menuturkan untuk menghadapi kondisi tersebut manajemen telah sepakat untuk melakukan efisiensi besar-besaran, baik dari sisi belanja modal (capital expenditure/capex) maupun belanja operasional (operation expenditure/opex).

”Manajemen tetap berupaya untuk menekan dampak Covid-19 dengan upaya efisiensi. Efisiensi opex dan capex. Opex di efisiensikan 25%, sama (capex) 25% – 30%,” ujar Gigih.

PGN sendiri pada awal tahun mengalokasikan capex sebesar US$700 juta yang fokus pada pengembangan infrastruktur transmisi dan distribusi.

Kinerja

Hingga kuartal I 2020, PGN membukukan pendapatan sebesar US$873 juta. Realisasi pendapatan kuartal tahun ini sebenarnya lebih baik dibandingkan tahun lalu yang sebesar US$860,5 juta.

Dengan kinerja pendapatan dan penjualan seperti usaha, subholding gas dibawah induks PT Pertamian (Persero) hingga Maret memperoleh laba operasi sebesar US$ 167,3 juta atau meningkat dibandingkan tahun lalu dengan periode yang sama yakni 162,5 juta.

Namun sayangnya peningkatan pendapatan dan laba operasi ini tidak diikuti dengan peningkatan laba bersih, dalam tiga bulan pertama tahun ini laba bersih yang diatribusikan ke entitas induk sebesar US$ 47,7 juta. Adapun EBITDA perseroan mencapai US$ 256 juta. Raihan laba bersih tersebut terkoreksi sekitar 26,6% jika dibandingkan kuartal I tahun 2019. Pada tahun lalu dengan periode yang sama PGN mencetak laba bersih US$ 65 juta.

Menurut Gigih, penurunan laba bersih bukan karena kinerja PGN yang melempem,  melainkan rugi kurs karena pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Dalam laporan keuangan rugi kurs PGN mencapai US$ 63,2 juta. “Karena rugi kurs,” kata Gigih.

Meski begitu PGN masih tetap melanjutkan pengembangan infrastruktur pemanfaatan gas bumi pada kuartal II in. Keadaan darurat Covid-19-19 cukup berpengaruh pada beberapa proyek strategis nasional pemerintah yang sedang dijalankan PGN seperti Jargas melalui penugasan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Rachmat Hutama, Sekretaris Perusahaan PGN mengungkapkan, pembangunan Jargas rumah tangga pemerintah tetap berjalan dengan standar ketat untuk dan mencapai jadwal yang ditargetkan.

Progress pembangunan jargas pemerintah dengan dana APBN sampai April 2020 mencapai 19.099 pelanggan. Sampai bulan April, progres jargas sudah dibangun di 9 Kota/ Kabupaten yaitu Aceh Utara, Dumai, Kabupaten Banggai, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Proboliinggo, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Karawang, Kota Bekasi, dan Kota Mojokerto.

“Progress pembangunan jargas APBN bulan April dalam situasi darurat COVID-19 telah mencapai sekitar 39%. Tahun 2020 Kementerian ESDM menugaskan PGN menyelesaikan pembangunan 266 ribu jargas rumah tangga,” kata Rachmat.(RI)