JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menyatakan persiapan untuk menjadikan Pertalite sebagai jenis BBM dengan RON yang terendah dijual ke pasaran sudah dipersiapkan sejak tahun lalu.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, menjelaskan program langit biru merupakan salah satu rangkaian untuk mendukung program pemerintah yang untuk mendorong penggunaan BBM dengan kualitas yang lebih baik.

Nicke menjelaskan sejak tahun 2017 ada ketentuan mengurangi karbon emisi maka direkomendasikan agar BBM yang dijual itu adalah minumun 91. Dia menuturkan berdasarkan arahan presiden perubahan penggunaan jenis BBM melihat juga aspek lain dalam implementasi, pertama mengenai affordability, kedua adalah kesiapan dari supply dari Pertamina itu sendiri.

“Oleh karena itu mulai pertengahan tahun 2020, Pertamina atas izin pemerintah sudah melakukan program yang kita sebut program langit biru,” ungkap Nicke di Istana Wakil Presiden, Jakarta (28/12).

Menurut Nicke, program langit biru digulirkan untuk mendorong masyarakat beralih dalam penggunaan BBM dengan shifting dari premium ke pertalite.

“Karena waktu itu kita memberikan diskon dan sebagainya, Pertalite seharga Premium dan sebagainya. dan ini Alhamdulilah kesadaran masyarakat menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan ini meningkat,” ujar Nicke.

Dia mengklaim sejak Juni tahun 2020 hingga akhir tahuan 2021 ini dengan adanya peningkatan penggunaan Pertalite mampu memberikan kontribusi terhadap penurunan emisi setara dengan 12 juta ton. “Itu adalah sebagai kontribusi dari masyarakat yang beralih dari penggunaan premium ke pertalite dan tentu saja di penggunaan untuk mesinnya lebih baik dan lebih efisien,” kata Nicke.

Sebenarnya Pertamina kata Nicke lebih menganjurkan penggunaan BBM Pertamax yang memiliki RON 92 atau diatas ketentuan batas minimal ketentuan RON dari pemerintah yakni RON 91. Namun perubahan penggunaan memang diarahkan untuk terjadi secara bertahap untuk itu Pertamina tidak akan langsung menghapus Pertalite.

“Tidak ada kebijakan hari ini yang untuk menghapuskan pertalite. itu tidak ada. Jadi ini kembali lagi, kita ini lebih ke edukasi, edukasi ke masyarakat karena nanti kita akan sama sama merasakan manfat dari program langit biru ini. Pertalite ini masih ada di pasar, jadi silahkan, tapi kami mendorong agar menggunakan yang lebih baik yaitu Pertamax supaya kita bisa memberikan kontribusi terhadap penurunan karbon emisi di indonesia,” jelas Nicke. (RI)