JAKARTA – Pemerintah bakal menggenjot pembangunan infrastruktur menyusul banyak ditemukannya cadangan gas. Terbaru adalah di wilayah Andaman dengan perkiraan cadangan yang besar sehingga mampu memenuhi kebutuhan berbagai sektor dalam jangka waktu lama jika sudah diproduksikan.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan salah satu yang harus dipersiapkan untuk antisipasi gas Andaman mulai diproduksi adalah fasilitas pengolahan gas alam cair atau LNG. Berdasarkan data yang ada saat ini ada dua cadangan besar yang berpotensi memiliki cadangan total mencapai 11 Triliun Cubic Feet (TCF) jumlah sebesar itu harus dimonetisasi dengan kesiapan infrastruktur yang mumpuni.

Selain kilang LNG yang baru, infrastruktur pipa Dumai – Sei Mangkei juga jadi syarat wajib jika potensi cadangan gas itu mau dimonetisasi. Menurut Arifin pemerinta menargetkan membangun pipa transmisi itu mulai tahun ini.

“2027 harus sudah selesai itu Dumai – Seimangke 400 kilometer lagi, kalau ada gas itu, selain untuk pupuk dan petrochemicel di Lhokseumawe kita tarik juga ke bawah 11 tcf kan besar kita pikir juga untuk bangun LNG (plant) di sana,” jelas Arifin ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (5/1).

Dua cadangan besar yang dimaksud sendiri adalah cadangan dari South Andaman sebesar 6 TCF serta di Andaman II yang diproyeksikan punya cadangan 5 TCF.

Di wilayah Sumatera sebenarnya sudah ada fasilitas pengolahan LNG besar di Arun. Namun menurut Arifin fasilitas itu sudah tidak maksimal lagi pengoperasiannya. “Kayanya sudah tidak bisa dipakai itu,” ujar Arifin. (RI)