JAKARTA – Pemegang saham dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merombak jajaran direksi Subholding Pertamina. Kali ini Suko Hartono dicopot dari kursi Direktur Utama PGN. Sebagai gantinya adalah M. Haryo Yunianto yang semula adalah Direktur Penunjang Bisnis di holding Pertamina.

“Iya pak Haryo ke PGN,” kata Sumber Eksekutif Internal Pertamina kepada Dunia Energi, Senin (3/5).

Haryo sendiri menjabat sebagai Direktur Manajemen Aset PT Pertamina (Persero) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : SK-97/MBU/04/2018, tanggal 20 April 2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan PT Pertamina. Kemudian, nomenklatur jabatan diubah menjadi Direktur Penunjang Bisnis sesuai Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : SK-198/MBU/06/2020 2020 tentang Pemberhentian dan Perubahan Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas dan Pengangkatan Anggota Direksi Perusahaan Perseroan PT Pertamina pada tanggal 12 Juni 2020, sehingga M. Haryo Yunianto dialihkan penugasannya untuk menduduki jabatan dengan nomenklatur baru tersebut.

Haryo mendapatkan gelar sarjana Hukum dari Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, dan Master of Management dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Jakarta. Sebelum di direksi holding Pertamina ia adalah Presiden Direktur PT Patra Jasa.

Sementara Suko Hartono sendiri belum genap setahun menjadi Dirut Utama PGN. Ia ditetapkan sebagai Dirut pada Mei tahun 2020. Dia merupakan pejabat karir di lingkungan PGN. Sebelum sempat menjadi Dirut di Pertagas, Suko pernah jadi Dirut PT Gagas Energi Indonesia yang merupakan anak usaha PGN dari 2011 sampai 2013. Lalu menjadi Kepala Divisi Pengembangan Bisnis, Produk, dan Teknologi pada 2015-2016, dan VP Senior Expert Residential (2016-2017).(RI)