PETALING JAYA- Petronas Gas Bhd (PetGas), anak usaha Petronas di bisnis gas, mencatatkan kenaikan laba bersih hingga akhir 2020 sebesar RM2,01 miliar atau setara Rp7 triliun, naik 3,8% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat RM1,94 miliar atau setara Rp6,76 triliun. Kinerja positif PetGas sangat bisa diproyeksikan lebih bagus daripada kinerja keuangan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN, subholding gas PT Pertamina (Persero).

Mengutip thesundaily.my edisi Selasa (23/2), penopang peningkatan net profit PetGas adalah tambahan revenue dari RM5,46 milar atau Rp19,02 triliun naik 2,5% menjadi RM5,59 triliun atau setara Rp19,5 triliun

Khusus pada kuartal IV 2020, PetGas mencatatkan kenaikan laba bersih 3,7% menjadi RM503,35 juta dari RM485,27 juta (year-on-year). Kontribusi terbesar berasal dari segmen utilitas, regasifikasi dan pengolahan gas, karena biaya operasi yang lebih rendah, dilengkapi dengan bagian keuntungan yang lebih tinggi dari usaha patungan.

PetGas di kuartal IV mencatat pendapatan yang lebih tinggi sebesar 1,2% menjadi RM1,39 miliar dari RM1,37 miliar terutama dikontribusi oleh pendapatan yang lebih tinggi dari segmen regasifikasi dan transportasi gas sejalan dengan tarif baru untuk Periode Peraturan 1 (RP1) yang berlaku efektif 1 Januari 2020.

Dewan direksi telah menyetujui dividen interim keempat sebesar 22 sen per saham senilai RM435,3 juta dan dividen interim khusus sebesar RM5 sen per saham sebesar RM98,9 juta untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020.

Ke depan, segmen usaha pengangkutan dan regasifikasi gas kelompok diharapkan dapat terus memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan kelompok dengan tarif RP1.

Segmen pengolahan gas grup diharapkan tetap stabil didukung oleh aliran pendapatan yang kuat dan berkelanjutan di bawah Jangka Kedua dari 20 tahun Perjanjian Pengolahan Gas efektif dari 2019 hingga 2023, sementara kontribusi segmen utilitas akan didorong oleh permintaan pelanggan, didukung oleh kondisi ekonomi.

“Pandemi Covid-19 diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap pendapatan keseluruhan grup karena model bisnis grup dan kontrak jangka panjang memastikan aliran pendapatan yang stabil, terutama untuk segmen bisnis pemrosesan gas, transportasi gas, dan regasifikasi,” menurut PetGas seperti dikutip thesundaily.my.

Sementara itu, PGN hingga berita ini diturunkan belum menyampaikan laporan keuangan publikasi. Namun, hingga akhir kuartal III 2020, PGN membukukan laba konsolidasi sebesar US$ 53,3 juta atau setara Rp 780,68 miliar, melorot tajam dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat US$ 176,45 juta.

Adapun pendapatan perusahan tercatat US$ 2,15 miliar atau sekitar Rp 31,51 triliun, turun dibandingkan kuartal III 2019 sebesar US$2,81 miliar. Pendapatan tersebut sebagian besar berasal dari kinerja operasional penjualan gas, sehingga PGN Konsolidasi mencatat laba operasi sebesar US$ 315,49 juta dan EBITDA sebesar US$ 601,91 juta.
Arie Nobelta Kaban, Direktur Keuangan PGN, saat itu, menyatakan pencapaian kinerja keuangan kuartal III 2020 sangat dipengaruhi kondisi perekonomian saat ini yang masih belum pulih yaitu dampak pandemi COVID-19. Pagebluk yang masih berlanjut, menurut Arie, membuat permintaan gas bumi belum bisa meningkat. Selain itu, harga minyak dan gas dunia juga belum naik signifikan dan nilai kurs rupiah terhadap dolar Amerika juga masih fluktuatif. (RA)