JAKARTA – Indonesia diproyeksi akan kembali menjadi salah satu pemain gas kelas dunia. Indikatornya, cadangan gas di tanah air masih terbilang besar.

Berdasarkan data Direktorat Jendral Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), jumlah cadangan gas terbukti mencapai 54,83 Triliun Standard Cubic Feet (TSCF) dari lapangan migas yang tersebar dari Sumatera, Jawa, Kalimantan Sulawesi hingga Papua.

Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian ESDM, mengungkapkan cadangan gas bumi Nasional sampai saat ini cukup besar yakni sebesar 54.830,40 BSCF atau 54,83 TSCF yang dinyatakan proven, probable dan possible (3P) dari lapangan migas yang tersebar dari Sumatera, Jawa, Kalimantan Sulawesi hingga Papua.

Menurut Tutuka gas yang masih tersimpan itu harusnya bisa segera diproduksikan apalagi ke depan gas akan menjadi energi utama saat masa transisi energi.

Tutuka mengatakan bahwa sampai dengan Agustus 2023, tercatat volume pemanfaatan gas bumi domestik mencapai 3,725 BBTUD. Dimana sejak tahun 2012 hingga saat ini, volume dan nilai pemanfaatan gas bumi untuk domestik lebih besar dibandingkan ekspornya.

“Jadi total produksi 5.446,90 BBTUD itu 68%-nya untuk dalam negeri. Jadi suatu perkembangan yang menuju kemandirian baik energi maupun nasional,” jelas Tutuka.

Saat ini pemanfaatan gas bumi terbesar adalah untuk sektor Industri yakni sebesar 28,52%, kemudian pupuk sebesar 12,62%, dan disusul Ketenagalistrikan sebesar 12,22%. Masih ada ruang untuk ekspor sebesar 23,43% dan Gas Pipa sebesar 8,18%.

“Dan kita harapkan hilirisasi itu keperluan untuk meningkatkan daya saing industri nasional dan juga untuk ketahanan energi Nasional, sekaligus juga untuk kemandirian Nasional dan sektor terkait,” kata Tutuka. (RI)