Pekerja melintasi proyek minyak dan gas eksplorasi di Papua.

JAKARTA – Cadangan minyak bumi Indonesia terus menurun dalam beberapa tahun terakhir akibat tidak adanya penemuan cadangan minyak dalam jumlah besar.

Ego Syahrial, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengakui dengan ketiadaan penemuan cadangan minyak baru maka tingkat Reserve Replacement Ratio (RRR) juga tidak mencapai target. Saat ini jika diproduksi satu barel minyak, penemuan baru hanya 0,6 barel.

“RRR minyak sekitar 40%-60%. Sedikitnya memang ada penurunan (cadangan minyak) kedepannya,” kata Ego saat ditemui di Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (9/1).

Data cadangan minyak indonesia pada 2016 untuk minyak 3,3 miliar barel dan gas 101,2 triliun cubic feet.

Menurut Ego, jika tidak ada penemuan baru maka dengan konsumsi seperti sekarang ini maka cadangan minyak yang ada hanya mampu bertahan paling tidak 12 tahun.

Namun potensi minyak Indonesia masih belum habis, karena sampai saat ini belum semua potensi minyak dan gas yang terdeteksi sudah dieksekusi.

Ego mengatakan dari 128 basin atau cekungan yang tercatat di Kementerian ESDM, baru sekitar 45% yang sudah dieksplorasi dan dieksploitasi atau diproduksikan. Sisanya 55% belum tersentuh sama sekali.

“Sisa 55% dari 128 cekungan itu kebanyakan di kawasan timur yang saat ini belum pernah disentuh,” ungkap dia.

Upaya pemerintah untuk mendorong penambahan cadangan juga sudah dilakukan, misalnya saja dengan menginisiasi perubahan skema kontrak dari cost recovery menjad gross split. Skema kontrak baru tersebut memuat banyak insentif bagi para kontraktor, sehingga mau meningkatkan kegiatan eksplorasinya.

“Perubahan policy dari cost recovery menjadi gross split itu solusi agar kontraktor lebih efisien, sehingga giatkan lagi kegiatan eksplorasi,” ujar Ego.

Pemerintah juga berharap lima wilayah kerja (WK) migas yang diminati dalam lelang tahun lalu di antaranya termasuk mengandung cadangan minyak. “Kami harap di antara lima WK itu ada mengandung cadangan minyak banyak, kan lumayan bisa menambah cadangan,” tukas Ego.

Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) diketahui bahwa target RRR pada tahun lalu juga tidak mencapai target. Tahun lalu realisasi peningkatan cadangan migas hanya 55,33% dari target sebesar 60%.

Sebaliknya untuk gas kondisi cadangannya justru lebih baik ketimbang minyak.

Menurut Ego, kontribusi penemuan lapangan gas baru dalam beberapa tahun terakhir turut menyumbang RRR lebih menjanjikan ketimbang minyak.

Beberapa penemuan cadangan gas besar diantaranya, Lapangan Marakesh, Jangkrik, Blok Masela, Lapangan Jambaran Tiung Biru dan Blok Kasuri yang merupakan beberapa proyek gas dengan jumlah cadangan dan produksi besar. “RRR untuk gas bahkan bisa dikatakan mendekati 100%,” tandas Ego.(RI)