JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membagikan dividen tunai sebesar Rp 3,76 triliun untuk tahun buku 2018. Arviyan Arifin, Direktur Utama Bukit Asam, mengatakan jumlah dividen tunai yang dibagikan merupakan 75% dari total laba bersih perusahaan tahun 2018 yang sebesar Rp 5,02 triliun.

“Sebesar 25% dari laba bersih akan digunakan untuk cadangan umum,” kata Arviyan , usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Kamis (25/4).

Sepanjang 2018, kinerja Bukit Asam mengalami kenaikan dan perkembangan yang baik. Hal ini terlihat dari pencapaian laba bersih  yang menembus angka Rp5,02 triliun, atau naik 12% dari laba bersih 2017 yang sebesar Rp4,48 triliun.

Laba bersih 2018 tercatat sebagai  tertinggi yang berhasil diraih perseroan sejak beroperasi. Kenaikan pendapatan usaha, penjualan ekspor serta efisiensi berkelanjutan yang dilakukan perseroan menjadi faktor utama dari perolehan laba bersih sepanjang 2018.

Pada 2018 perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan usaha sebesar 9% menjadi Rp21,17 triliun yang terdiri dari penjualan batu bara domestik sebesar 49%, penjualan batu bara ekspor sebesar 48% dan aktivitas usaha lain seperti penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa sebesar 3%. Kenaikan pendapatan usaha ini ditopang oleh peningkatan pendapatan penjualan batu bara ekspor yang signiiikan sebesar Rp 2,44 Triliun.

Volume penjualan batu bara pada 2018 mencapai 24,69 juta ton atau mengalami kenaikan 4% dari tahun 2017. Pencapaian volume penjualan ini memiliki komposisi 56% untuk pasar domestik dan 44% untuk pasar ekspor. Kenaikan volume penjualan ini didukung dengan kenaikan volume produksi batu bara sepanjang 2018.

Sepanjang 2018, produksi batu bara perseroan mengalami kenaikan sebesar 9% dari tahun sebelumnya menjadi 26,36 juta ton. Sementara itu, angkutan batu bara dengan kereta api juga mengalami kenaikan sebesar 1,32 juta ton menjadi 22,69 juta ton pada tahun 2018 ini.

Pencapaian tersebut tak lepas dari strategi manajemen dalam mengoptimalkan peluang pasar ekspor ke beberapa negara seperti India, Korea Selatan, Hong Kong dan Thailand, di tengah pembatasan impor yang dilakukan oleh China selaku pangsa pasar ekspor terbesar. Tak hanya itu, keberhasilan ini juga didukung dengan strategi optimasi penjualan ekspor batu bara medium to high calorie ke premium market dengan tonase yang mencapai dua kali lipat lebih dari tonase tahun sebelumnya.

Target 2019

Arviyan mengatakan pada 2019 Bukit Asam menargetkan penjualan batu bara menjadi sebesar 28,38 juta ton, yang terdiri dari 13,67 juta ton penjualan domestik dan 14,71 juta ton penjualan ekspor.

Target penjualan 2019 ini meningkat 15% dari realisasi penjualan batu bara pada 2018. Peningkatan target penjualan ini ditopang oleh rencana penjualan ekspor untuk batu bara medium to high calorie ke premium market sebesar 3,8 juta ton.

“Untuk mendukung target penjualan 2019, perseroan juga menargetkan produksi batu bara sebesar 27,26 juta ton atau naik 3% dari realisasi produksi tahun 2018 sebesar 26,36 juta ton,” tandas Arviyan. (RA)