JAKARTA – PT Pertamina EP (PEP), anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu memastikan inovasi akan terus didorong sebagai bagian dari salah satu strategi efisiensi perusahaan.

Nanang Abdul Manaf, Direktur Utama Pertamina EP,  mengatakan kondisi lapangan yang dikelola berumur tua sehingga ongkos atau biaya pengelolaan juga dipastikan tinggi. Untuk menekan biaya tersebut inovasi menjadi suatu kebutuhan.

Salah satu inovasi efisiensi dilakukan saat menuntaskan pekerjaan perawatan menyeluruh (Turn Around/TA) fasilitas produksi gas Central Processing Plant (CPP) Gundih di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Pengerjaan perawatan tersebut lebih cepat dari jadwal sehingga ada efisiensi Rp12,4 miliar.

Inovasi lainnya adalah pembuatan aplikasi khusus untuk mendukung kegiatan operasional di Lapangan Rimau wilayah Asset 1 yakni dengan inovasi membangun sistem yang dulu kalau buat program untuk di gas plant.

“Buat software butuh vendor harganya tidak kira-kira, itu bisa Rp 14 miliar. Kemarin kami punya tenaga muda baru yang direkrut dan dididik enam bulan, punya keberanian, knowledge bisa bangun software sendiri.  Biayanya makan malam, kopi, snack dan lain-lain itu bisa buat program untuk diterapkan satu plant di Lapangan Rimau,” ujar Nanang dalam diskusi bersama Editor Energy Society (E2S) di Jakarta, Rabu (23/10).

Menurut Nanang, dalam sebuah perusahaan harus memiliki kreativitas dan inovasi karena tanpa hal tersebut sebuah perusahaan bisa tertinggal dari perusahaan lainnya.

“Sebuah perusahaan yang tidak memiliki inovasi, dalam setahun saja bisa tertinggal seolah-olah selama 10 tahun. Maka untuk itu, saya berpesan kepada para insan mutu untuk terus kreatif dan inovatif,” ungkap Nanang.

Pertamina EP baru saja menggelar Improvement Inovation Award 2019. Dalam acara tersebut ragam inovasi sukses dihasilkan misalnya Penerapan konsep gelinciran batuan ultrabasa pada area Tangkasi,  Offshore Sulawesi yang diusung gugus PC-PROVE ULTRAMAN.

Nanang menjelaskan strategi perusahaan untuk menahan laju penurunan produksi dilakukan melalui pengeboran step out dan Enhanced Oil Recovery (EOR) pada tahapan pengembangan agar dapat meningkatkan
laju produksi disetiap Lapangan. Selain itu, kondisi penurunan produksi menghadapkan para eksplorasionis dituntut untuk menemukan cadangan baru dengan konsep lama ataupun konsep baru.

“Improvement  ini menghasilkan konsep atau inovasi baru di area Offshore Sulawesi Pertamina EP yang bermanfaat dalam proses eksplorasi prospek hidrokarbon yang baru di area yang sudah lama. Ini merupakan hasil nyata dari integrasi geologi, geofisika, geokimia, dan reservoir. Inovasi ini membuktikan bahwa diperlukan konsep baru untuk mengevaluasi area yang lama ‘New Data, NewIdeas Brings New Oil’,” kata Nanang.(RI)