JAKARTA – BP Berau Ltd (bp), operator LNG Tangguh dan bertindak atas nama kontraktor di bawah KKKS Tangguh – yaitu MI Berau B.V., CNOOC Muturi Limited., Nippon Oil Exploration (Berau) Limited, KG Berau Petroleum Ltd., Indonesia Natural Gas Resources Muturi, Inc., KG Wiriagar Petroleum Ltd.  dan Chubu Electric Power Co., Inc. (Chubu Electric) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk studi kelayakan rantai nilai CCUS dari Pelabuhan Nagoya, Jepang, termasuk potensi penyimpanan CO2 di lapangan Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, Indonesia.

Proyek CCUS Tangguh yang dioperasikan oleh bp merupakan proyek CCUS terdepan di Indonesia, dengan rencana pembangunan yang telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Indonesia pada tahun 2021, pekerjaan FEED yang sedang berlangsung dan final investment decision proyek yang direncanakan dalam waktu dekat. Dengan kapasitas penyimpanan sebesar 1,8 GtCO2, Tangguh berada di posisi yang tepat dan memiliki potensi besar untuk menjadi hub CCS pertama di negara ini bagi penghasil emisi domestik dan internasional.

bp p.l.c., perusahaan induk bp, dan Chubu Electric bertujuan untuk mencapai nol bersih emisi CO2 dari operasinya pada tahun 2050. Kedua perusahaan bekerja untuk mendukung dekarbonisasi di sekitar Pelabuhan Nagoya, sebagai bagian dari ruang lingkup Nota Kesepahaman yang ditandatangani pada Februari 2023 untuk dekarbonisasi Jepang dan kawasan Asia.

Untuk berkontribusi pada pencapaian target tersebut, afiliasi bp dan Chubu Electric akan melakukan studi tentang penangkapan, agregasi, pemanfaatan dan pengangkutan CO2 ke lokasi penyimpanan CO2 di luar negeri untuk realisasi.

Berdasarkan MoU yang ditandatangani hari ini, kedua perusahaan akan menilai kelayakan penangkapan, agregasi, dan pencairan CO2 di Pelabuhan Nagoya untuk ekspor dengan transportasi melalui pengiriman CO2 untuk injeksi dan penyimpanan CO2 di pusat penyimpanan CO2 di Tangguh, Indonesia.

Kathy Wu, bp regional president Asia Pacific, gas & low carbon energy, mengatakan, bahwa bp dan Chubu memiliki hubungan yang telah terjalin lama. “Dan MoU ini menandakan kerja sama berkelanjutan kami untuk mendukung tujuan net zero Indonesia dan Jepang melalui inisiatif CCUS,” ujar Kathy,” Senin (11/9).

Hiroki Sato, CEO divisi bisnis global di Chubu Electric, menjelaskan kesepakatan yang terjalin dengan bp adalah tonggak penting bagi proyek CCUS Pelabuhan Nagoya untuk dapat menentukan dan menilai lokasi penyimpanan Tangguh dalam studi kelayakan kami. “Tangguh memiliki volume penyimpanan yang cukup besar,” ungkap Hiroki.

Berdasarkan penilaian kami terhadap potensi besar Tangguh sebagai tempat penyimpanan CO2, dengan tujuan dengan tujuan memulai proyek pada tahun 2030 sejalan dengan target pemerintah Jepang.

bp dan Chubu Electric akan menggabungkan pengalaman bp p.l.c dalam mengembangkan proyek CCS skala besar dan pengetahuan Chubu Electric sebagai utilitas di wilayah Chubu untuk lebih mengeksplorasi solusi dekarbonisasi di Jepang dan kawasan Asia.

Pelabuhan Nagoya adalah pelabuhan terbesar di Jepang dalam hal volume kargo, terhitung 3% dari total emisi CO2 Jepang dan telah menetapkan target untuk mengurangi emisinya sebesar 46% pada tahun 2030, dibandingkan tahun 2013. (RI)