JAKARTA – PT Pertamina (Persero) harus bisa menjaga produksi jika tidak mau pembangunan kilang untuk bisa menekan impor minyak mentah maupun BBM justru menjadi senjata makan tuan di kemudian hari lantaran memblenya kontribusi untuk memasok kebutuhan kilang.

Budiman Parhusip, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) yang juga subholding hulu Pertamina, mengatakan  untuk menjaga agar impor minyak mentah tidak membengkak signifikan, Pertamina berupaya meningkatkan produksi migas.

Produksi migas Pertamina sampai akhir tahun ini diproyeksi mencapai 725 ribu barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/boepd). Jumlah tersebut akan terus ditingkatkan hingga menjadi 910 ribu boepd pada 2024 yang terdiri dari produksi minyak sebesar 380 ribu barel per hari (bph) dan gas sebesar 530 ribu boepd atau setara dengan 3.071 juta kaki kubik per hari (mmscfd).

“Target Pertamina untuk produksi minyak domestic sebesar 310 ribu bph di tahun ini, kemudian 2021 menjadi 360 ribu bph.  Selanjutnya meningkat pada 2022 sebesar 390 ribu bph, 2023 sebesar 385 ribu bph, dan pada 2024 menjadi 380 ribu bph,” ungkap Budiman disela rapat dengar pendapat Pertamina dengan Komisi VII DPR, Senin (31/8).

Sementara produksi gas, lanjut dia, ditargetkan sebesar 2.403 mmscfd pada tahun ini kemudian diproyeksikan turun menjadi 2.295 mmscfd pada 2021, meningkat menjadi 2.703 mmscfd pada 2022. Lalu meningkat menjadi 2.850 mmscfd pada 2023, dan mencapai 3.701 mmscfd pada 2024.

Pertamina kata Budiman akan mempertahankan produksi dalam waktu singkat ini mengandalkan lapangan eksisting. Beberapa kegiatan telah direncanakan diantaranya dengan meningkatkan kegiatan pengeboran sumur eksploitasi dan kegiatan eksplorasi di area eksisting.

Dalam data perseroan terungkap rencana pengeboran sumur eksploitasi yang akan terus meningkat. Tahun ini ditargetkan 244 pegeboran sumur di tahun ini dan meningkat menjadi 298 sumur di tahun 2022. Kemudian dilakukan pengeboran 437 sumur di tahun 2023, serta 615 sumur di 2024.

Pertamina juga melakukan kerja ulang sumur atau workover sekitar 500-an sumur. Tahun ini ditargetkan workover 554 sumur, turun menjadi 441 sumur tahun depan lalu pada 2022 meningkat lagi menjadi 560 sumur. Pada 2023 turun menjadi 527 sumur dan workover pada 2024 menjadi 583 sumur.

Pertamina juga melakukan well service di 11.513 sumur tahun ini. Lalu bertambah kegiatan 16.122 sumur pada 2021. Pada 2022 well service dilakukan di 18.606 sumur. Pada 2023 dilakukan di 18.443 sumur dan 2024 dilakukan di 18.270 sumur.

Jumlah sumur eksplorasi yang dibor naik dari 14 sumur pada tahun ini dan menjadi 17 sumur pada 2021. Setahun kemudian atau 2022 menjadi 20 sumur dan 26 sumur pada 2023, serta 27 sumur pada 2024.

“Kami juga akan tetap aktif mengerjakan project development,” tukas Budiman.

Beberapa proyek yang digarap yakni Proyek KLD di Blok Offshore North West Java (ONWJ), Proyek Jambaran Tiung Biru, pengembangan Blok Mahakam, East Kalimantan, dan Sanga-Sanga, serta proyek pengurasan minyak tahap lanjut (enhanced oil recovery/EOR) di lapangan-lapangan PT Pertamina EP dan PHE.

Selain itu, perseroan menjaga produksi minyak dari aset luar negeri dari 102 ribu bph di tahun ini menjadi 11 ribu di 2024. Sementara produksi gas dari aset luar negeri dari 27 mmscfd di tahun ini menjadi 292 mmscfd di 2024.

Untuk jangka panjang, Pertamina juga menggelar eksplorasi area terbuka untuk mendapatkan cadangan migas besar. Pertamina telah merampungkan survei seismic 2D sepanjang 31.140 kilometer (km) di tahun ini. Survei ini mencakup 35 cekungan migas yang ada di Indonesia.(RI)