JAKARTA – Mengusung framework Berau Coal Green Mining Systems (BeGEMS) yang terintegrasi dengan kaidah teknik pertambangan yang baik (KTPYB), perusahaan batubara PT Berau Coal siap mempertahankan penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) Emas yang telah diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada  2021.

“Kata kuncinya adalah keberlanjutan. Proper adalah tools dan journey untuk improvement dan inovasi yang beyond compliance untuk memberikan manfaat bagi masyarakat secara keberlanjutan,” kata Febriwiadi Djali, General Manager Systems Compliance & Environment Berau Coal, dalam DE Talks bertajuk “Pelajaran Emas dari Peraih Proper Emas 2021” yang digelar secara virtual, Selasa (22/2/2022).

Berau Coal memulai operasi pertambangannya sejak 1983, merupakan kontraktor pemerintah generasi pertama (PKP2B Genersi I) dengan konsesi seluas 108.009 hektare (ha) di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Berau Coal pilar bisnis Sinar Mas di bidang pertambangan dan energi beroperasi di empat site, didukung oleh 178 perusahaan jasa pertambangan, 21.093 orang tenaga kerja, dan 5.000 unit sarana dan sarana permesinan.

Pada  2021 PT Berau Coal Site Lati dan PT Berau Coal Site Sambarata berhasil memboyong PROPER Emas.

Febriwiadi mengungkapkan inovasi sosial yang dilakukan di Site Lati adalah Madunta, yaitu emas cair dari jantung hutan Kalimantan. Tujuan program ini adalah mewujudkan kemandirian ekonomi warga komunitas adat terpencil Dayak Punan Basap di Lati melalui pengembangan usaha madu hutan yang menguntungkan dengan mengedepankan konservasi lingkungan.

Unsur-unsur dalam inovasi sosial yang dilaksanakan Berau Coal antara lain kebaruan dengan inovasi pengelolaan madu hutan lestari dan pemasaran madu. Unsur core competency dilakukan dengan transfer pengetahuan, dikembangkan berbasis LCA, sensifitas dan daya responsif terhadap kondisi krisis akibat bencana. “Status inovasi sosialnya adalah keberlanjutan program-perubahan sistemik-dan scalling/replikasi,” ujar Febriwiadi.

Ia menekankan keberhasilan program tersebut khususnya dalam perubahan perilaku tidak lepas dari tokoh-tokoh kunci yang ada di masyarakat maupun komunitas yang tumbuh berkembang bersama dengan kemajuan program inovasi sosial.

Untuk inovasi lingkungan yang telah dilakukan Berau Coal berupa penggunaan panel surya, mining eyes, beats and sintesis, waste oil processing plant, kidney lube, pengembangan tanamkan lokal, reklamasi dengan tanaman lokal meranti. “Ini semua dilakukan untuk efisiensi energi, pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK), penghematan penggunaan sumber daya, efisiensi air, dan meningkatkan keanekaragaman hayati,” ungkap Febriwiadi.

Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang dikembangkan dengan konsep Creating Shared Value (CSV) disesuaikan dengan kearifan lokal masyarakat setempat dengan berbasis pada social mapping yang telah dilakukan di awal serta selaras dengan SDGs sehingga dapat menjawab permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

“Jejak pendampingan komunitas adat terpencil kami lakukan sejak tahun 2000. Ada delapan step program pendampingan pengolahan madu hutan, yaitu dengan penyediaan sarana dan prasarana pemanen madu yang hygiene, pelaksanaan pelatihan panen lestari, pemetaan potensi madu, menjamin bagian hilir (pasar) produksi madu, membangun rumah kemas Berau Creative, melakukan uji laboratorium produksi madu hutan, mengurus izin produksi PIRT dan izin edar BPOM, serta pemasaran dan endorsement,” kata Febriwiadi.

Berdasarkan data KLHK, PROPER 2021 telah mencapai kinerjanya, yaitu efisiensi air sebesar 215.089.580 m3, efisiensi energi sebesar 392.764.490 GJ, 3R Limbah B3 sebesar sebesar 21.543.438 ton, 3R Limbah Non B3 sebanyak 6.593.294 ton. Dari segi penurunan emisi konvensional tercapai sebesar 5.014.647 ton, dengan penurunan beban pencemaran sebesar 28.672.842 ton, serta penurunan emisi GRK  sebesar 92.883.439 ton CO2e. Selain itu, PROPER 2021 juga menghasilkan jumlah inovasi dalam pengelolaan lingkungan di antaranya, yaitu 117 inovasi dalam bidang keanekaragaman hayati, 129 efisiensi energi, serta 103 penurunan emisi.

Eco Inovasi pada 2021 tercatat 697 inovasi yang dihasilkan oleh perusahaan. Hasil inovasi ini mampu menghemat anggaran sebesar Rp102,49. triliun. Pandemi COVID-19 sangat berpengaruh terhadap aktifitas ekonomi dan produksi, hal ini terlihat dari upaya efisiensi energi mengalami penurunan dari 430,24 juta GJ pada 2020 menjadi 392,76 juta GJ pada 2021. Namun, upaya pengurangan, pemanfaatan kembali dan daur ulang Limbah B3 dan non-B3 mengalami kenaikan 31% dari 16,4 juta ton menjadi 21,54 juta ton dan 5,03 juta ton menjadi 6,59 juta ton.(RA)