JAKARTA – Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN) melalui Pusat Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir  menyampaikan dokumen Detail Engineering Design (DED) Reaktor Daya Eksperimental (RDE) tahap dua kepada Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).

Djarot Sulistio Wisnubroto, Kepala BATAN, mengatakan dalam hal ini diperlukan sinergi antara BATAN dan BAPETEN dalam proses pengembangan dan pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia.

“Dengan penyampaian dokumen DED tahap dua ini diharapkan BATAN dan BAPETEN dapat meningkatkan capacity building dalam desain dan proses lisensi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) generasi ke-4,” kata Djarot kepada Dunia Energi, Jumat (15/2).

Pada 2017, BATAN bersama stakeholder nasional lainnya mampu mengembangkan konseptual desain menjadi Basic Engineering Design yang kemudian dilanjutkan penyusunan DED di 2018.

Pada 2019 merupakan tahun terakhir Rencana Strategis BATAN 2015-2019, sehingga diperlukan sinergi dengan stakeholder lainnya terkait rencana pembangunan RDE agar dalam Renstra selanjutnya mendapat dukungan, khususnya dari Bappenas. Penyusunan desain RDE akan dilanjutkan hingga tahap verifikasi dan validasi bahkan sertifikasi untuk meningkatkan capacity building sumber daya manusia (SDM). Serta terwujudnya desain PLTN pertama di Indonesia.

Dalam menyusun dokumen DED, BATAN dilengkapi dengan laboratorium fasilitas pengujian terkait  Reactor Cavity Cooling System (RCCS) yang dibangun dengan mendasarkan pada detail desain yang telah disusun untuk digunakan dalam melakukan verifikasi dan validasi detail desain.

Fasilitas uji ini dibangun berbasis pada detail desain yang telah disusun dan dimanufaktur di Indonesia, dengan komponen lokal hampir 80%. Data yang diperoleh dari fasilitas uji ini digunakan sebagai umpan balik, sebagai bahan verifikasi dan validasi detail desain.

Djarot menjelaskan, hal ini menjadi penting untuk meyakinkan pihak regulator, yaitu BAPETEN bahwa detail desain RDE yang  disusun telah tervalidasi dengan baik.

“Dengan kemampuan SDM BATAN dalam menguasai teknologi nuklir, yang bukan hanya pada level on paper atau karya tulis ilmiah, tapi diantaranya mampu mendesain, membangun, dan mengoperasikan PLTN, diharapkan BATAN akan mampu menjadi technology provider, technical support organization, dan clearing house teknologi nuklir di Indonesia,” tandas Djarot.(RA)