NGADA – PT PLN (Persero) segera membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Mataloko berkapasitas 20 megawatt (MW) di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pembangunan pembangkit ini diperkirakan menelan biaya Rp101,8 miliar.

Joshua Simanungkalit, General Manager Unit Induk Pembangunan (UIP) Nusa Tenggara, menjelaskan, saat ini tahapan pra konstruksi sudah dilakukan. Kegiatan pada tahap ini berupa tahapan persiapan pengadaan lahan dan pengurusan izin.

“Sesuai dengan ketentuan, aturan, dan Undang–Undang yang berlaku, saat ini kami sedang melaksanakan proses pengajuan izin penetapan lokasi kepada Pemerintah Provinsi NTT, dan progress sampai dengan saat ini masih on the track” kata Joshua, Rabu (14/7).

PLTP Mataloko merupakan program pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang termasuk dalam program 35 ribu MW. Program ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) di wilayah tersebut.

Joshua menjelaskan pembangkit nantinya akan dibangun di atas lahan seluas 210.700 meter2. “Ditargetkan  beroperasi komersial pada 2024,” ujarnya.

Saat ini proses pembangunan PLTP Mataloko telah mengantongi Izin Prinsip, Izin Kesesuaian Tata Ruang (RTRW), UKL – UPL Eksplorasi dan Izin Lingkungan Efektif dari pemerintah daerah setempat. Rencananya, lapangan pengembangan ini akan terdiri dari 6 area yakni Wellpad Area sejumlah 4 titik, Laydown Area, dan Access Road.

Selain Mataloko, PLN juga akan memulai persiapan pembangunan PLTP Ulumbu dan PLTP Atadei di NTT.

Pembangunan sejumlah pembangkit ramah lingkungan ini merupakan salah satu upaya PLN mengurangi penggunaan energi fosil.

“PLN melihat pengembangan energi panas bumi yang signifikan harus segera dimulai dan diwujudkan. Dengan demikian kita mampu menciptakan ketahanan energi melalui renewable energy secara berkesinambungan,” kata Joshua.(RI)