JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akan melakukan mitigasi atau pencarian alternatif terhadap pasokan minyak mentah, BBM dan LPG yang selama ini didapatkan dari luar negeri. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan dari wabah virus corona atau Convid-19 di banyak negara, termasuk negara-negara yang selama ini menjadi sumber pasokan impor Pertamina.

Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan saat ini kondisi pasokan, baik minyak mentah, BBM dan LPG tidak menemui kendala berarti alias masih aman dan terkendali karena pengadaannya sudah dilakukan beberapa bulan lalu. “Kalau nanya sekarang, ya pasti belum. Kebutuhan sekarang kan pasti sudah di-provide bulan-bulan sebelumnya,” kata Fajriyah kepada Dunia Energi, Rabu malam (19/3).

Hanya saja, Pertamina sudah menyiapkan beberapa strategi dalam pengadaan jika kondisi saat ini terus berlanjut. Hal itu wajar karena tidak sedikit juga sumber pasokan Pertamina berasal dari negara yang sedang terjangkit Corona. Suplai barang tentu akan terganggu jika kebijakan di negara tersebut melarang adaya kegiatan pengiriman barang ke luar negeri. Begitu juga aturan main di Indonesia tidak akan serta merta menerima pasokan dari negara yang sedang terjangkit.

“Pertamina terus monitor kondisi negara-negara source (sumber pasokan) kami. Pada dasarnya apabila kami ada kendala untuk supply. tidak hanya minyak mentah, bisa juga hal lainnya, dapat dicarikan alternative source,” ungkap Fajriyah.

Volume impor baik minyak mentah, BBM dan LPG Indonesia melalui Pertamina terbilang besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada tahun lalu Pertamina tercatat telah mengimpor minyak mentah 87.063.238 barel senilai US$5,72 miliar. Kemudian pengadaan gasoline atau produk minyak mentah mencapai 128.423.637,73 barel senilai US$8,87 miliar. Lalu LPG yang diimpor tahun lalu mencapai 5,844,919 Metrik Ton (MT) senilai US$2,27 miliar.

Ada 12 negara yang menjadi pemasok minyak mentah Pertamina sepanjang tahun lalu dimana Arab Saudi dan Nigeria menjadi dua negara yang jadi pemasok terbanyak. Arab Saudi sendiri memasok minyak mentah jenis Arabian Light Crude dengan volume 35.,683.321 barel. Sementara pemasok dari negara lain Equatorial Guinea, Malaysia, New Zealand, Papua New Guinea, Sudah, Australia, Uni Emirat Arab, Norwegia, Vietnam dan Amerika Serikat.

Pemasok utama produk minyak mentah berasal dari Singapura, Arab Saudi,Malaysia, Uni Emirat Arab, Norwegia, China, Belgia, Korea Selatan dan Brunei Darussalam. Kemudian untuk LPG pemasok utamanya Amerika Serikat, Uni Emriat Arab, Algeria, Angola, Arab Saudi, Kuwait, Nigeria, Qatar, Bahrain, Australia, Kuwait.(RI)