JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akan menjadi andalan untuk mencapai target produksi minyak satu juta barel per hari (bph) dan gas sebesar 12 ribu juta kaki kubik per hari (MMscfd). Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengatakan dengan kontribusi sekarang dan setelah Blok Rokan mulai dikelola pada 2021, maka Pertamina melalui anak usahanya akan menjadi kontributor terbesar produksi minyak di Indonesia.

Saat ini Pertamina memegang hak partisipasi (Participating Interest/PI) 41 blok migas dari total 191 blok migas di Indonesia, yang 11 di antaranya juga sebagai operator. Melalui pengelolaan blok-blok tersebut, Pertamina kini berkontribusii 43% dari total produksi minyak nasional atau sebesar 305.861 bph. Untuk gas, kontribusi Pertamina mencapai 34% dari total produksi nasional yang mencapai 2.286 MMscfd per September 2020.

“Kami berharap banyak terhadap Pertamina, setelah pemerintah mempercayakan pengelolaan blok migas di Indonesia, Pertamina menjadi operator di 11 blok migas  dan empat wilayah kerja juga turut serta PI, Makassar Strait, Salawati, Kepala Burung, dan Corridor,” kata Dwi disela diskusi virtual, Kamis (5/11).

Dwi berharap Pertamina tidak mengendurkan investasinya di sektor hulu migas. “Kami berharap banyak untuk Pertamina terus meningkatkan dan mengabdikan kegiatan di hulu migas. sebagaimana untuk mendukung visi satu juta bph di masa mendatang,” kata dia.

Budiman Parhusip, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE), subholding hulu Pertamina, mengatakan dalam rangka mendukung pencapaian target satu juta bph pada 2030, beberapa strategi akan disiapkan. Misalnya dengan mempertahankan produksi migas dari aset-aset yang sebagian besar merupakan blok migas tua (mature) dengan memperbanyak kegiatan pengeboran, kerja ulang atau perawatan sumur. Selain itu, percepatan pengerjaan proyek-proyek pengambangan juga akan dilakukan.

“Aset-aset yang ada di upstream Pertamina yang sudah mature akan kami manage baseline, kalau bisa dikembangkan melalui development well. Pada 2021 ratusan development well yang akan dibor dan 16 ribu well intervention yang akan dilakukan,” ungkap Budiman.

Pertamina, kata Budiman juga telah mengidentifikasi sejumlah prospek migas yang akan dieksplorasi. Selain itu, menggandeng perusahaan migas lain, Pertamina akan aktif melakukan joint study.

Salah satu pilar utama dalam mencapai target produksi satu juta barel adalah melalui blok Rokan. Selain banyak melakukan pengeboran, Pertamina juga akan segera mempersiapkan Enhance Oil Recovery (EOR) di Rokan.

“Pada 2024-2025, kami juga memiliki komitmen lebih dari US$250 juta untuk kegiatan EOR di Blok Rokan,” kata Budiman.

Jaffee Suardin, Deputi Perencanaan SKK Migas, mengungkapkan Blok Rokan menjadi salah satu blok migas yang diandalkan untuk memperoleh peningkatan produksi migas. Untuk menjaga produksi, SKK Migas dan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) telah sepakat melakukan pengeboran 118 sumur hingga Agustus 2021 senilai US$154 juta.

“Itu di luar dari sumur yang akan dibor Pertamina yang baru masuk 9 Agustus 2021. Jadi penambahan sumurnya cukup signifikan. Jadi kami cukup optimistis,” kata Jaffee.(RI)