JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) merogoh kocek Rp16,6 triliun untuk mengakuisisi 51% saham PT Pertamina Gas (Pertagas) yang menjadi langkah dalam proses pembentukan holding BUMN migas.

Said Reza Pahlevi, Direktur Keuangan PGN, mengatakan dalam melakukan valuasi PGN jelas sudah mengikuti regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam valuasi juga ada metode, gunakan pendekatan BCF atau market pembanding 70%:30%..

“Kenapa 30% karena Pertagas bukan perusahaan publik. Ada formula-formula dari data-data yang kami terima dari Pertagas. Angka Rp32 triliun (nilai aset Pertagas), tidak didapat begitu saja. Ada proses panjang, data data akurat kita terima. Keluar angka Rp 32 triliun,” kata Reza di Jakarta, Selasa (3/7).

Menurut Reza, dengan akuisisi Pertagas, maka potensi ke depan bisnis gas untuk PGN tidak akan lagi ditemui persaingan ketat.

“Yang tadinya head to head jadi tidak ada. Kompetisi sudah hilang. In detail semua bisa dipertanggungjawabkan,” ujar Reza.

Jobi Triananda Hasjim, Direktur Utama PGN, mengatakan keputusan akuisisi hanya 51% didasarkan pada hasil kajian yang telah dilakukan. Ada dua bisnis utama dalam Pertagas yang juga menjadi fokus bisnis PGN selama ini dan kerap bersinggungan.

“Fokus kami ditahap awal ini adalah bagaimana menselaraskan bisnis transmisi dan distribusi gas. Hari ini dari seluruh mata rantainya yang ada di bawah pertagas yang ngurus transmisi dan distribusi hanya Pertagas dan Pertagas niaga. Ini yang kami fokuskan untuk akuisisi,” kata Jobi.

Dengan menguasai 51% saham Pertagas maka PGN akan menjadi pengendali dari bisnis Pertagas sehingga integrasi nanti bisa berjalan dengan lancar.

Jobi mengaku optimistis PGN bersama-sama dengan Pertagas bisa melakukan inisiatif investasi baru di sektor midstream dan downstream gas.

“Kami bisa mengendalikan mereka dan punya cukup uang. Untuk yang punya inisiatif dari proyek-proyek yang baru sehingga kita tidak habis uangnya untuk akuisisi ini saja. Tapi kita juga punya kemampuan untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur ke depan,” kata Jobi.(RI)