NUSA PENIDA – Setelah mengoperasikan secara resmi PLTS Hybrid Nusa Penida pada Oktober 2022, PLN Indonesia Power akan meningkatkan kapasitas PLTS yang saat ini sebesar 3,5 MWac. PLTS Hybrid Nusa Penida merupakan hybrid power plant yang menggunakan Battery Energy Storage System (BESS) berkapasitas 1,84 MWh.

Dengan sistem operasi hybrid, tentunya akan sangat berdampak pada pengurangan penggunaan energi fosil. Dan sebagai wujud kontribusi menghadirkan energi bersih dalam sistem kelistrikan di Pulau Bali khususnya, PLTS Nusa Penida mampu menurunkan emisi sebesar 4,19 ribu ton CO2e per tahun.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra, mengatakan PLN Indonesia Power terus mengakselerasi pertumbuhan elektrifikasi melalui pengembangan pembangkit EBT sebagai wujud dukungan korporasi terhadap target bauran energi.

“Tidak berhenti sampai disini, proyek pembangunan PLTS akan terus berlanjut. Proyek PLTS akan berkontribusi besar pada target bauran energi secara nasional sesuai target pemerintah yang ditetapkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) Tahun 2021-2030 yang akan menambah pembangkit EBT sebesar 51,6%” ujar Edwin, Sabtu (25/11).

PLN IP telah menghadirkan pembangkit listrik ramah lingkungan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid Nusa Penida yang berlokasi di Dusun Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, melalui Pemerintah Provinsi Bali, PLTS Nusa Penida dijadikan pilot project dalam mendukung bauran EBT di Pulau Bali.

Setelah berhasil dengan pembangunan PLTS Hybrid Nusa Penida sebagai pilot project , pemerintah Provinsi Bali terus menggencarkan pengembangan pembangkit EBT di Pulau Bali.  Dengan sudah pulihnya kondisi pariwisata di bali pasca Covid 19, kebutuhan energi listrik kembali normal dan meningkat, untuk itu diperlukan pasokan listrik yang terus aman dan andal, dan diharapkan bersumber dari pembangkit EBT.

Senior Manager Bali PGU I Made Harta Yasa menambahkan, kehadiran PLTS Nusa Penida ini tidak hanya mendukung target Net Zero Emission secara nasional, namun juga khususnya di Pulau Bali yang telah ditargetkan lebih cepat 15 tahun dari target nasional.

“Kami akan terus mendukung percepatan laju energi bersih khusunya di Pulau Bali dengan menjaga keandalan sistem kelistrikan PLTS Hybrid Nusa Penida sebagai penyumbang target bauran Bali Net Zero Emission tahun 2045” ungkap Made.

Untuk PLTS Hybrid Nusa Penida, PLN Indonesa Power kedepannya juga berencana akan dilakukan pengembangan dengan penambahan kapasitas guna memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan di Pulau Bali. Selain menghadirkan energi bersih, dengan adanya PLTS di Kawasan Nusa Penida juga diharapkan dapat mendukung pariwisata yang ramah lingkungan (green tourism) di Kepulauan Nusa Penida.

I Nyoman Triasa, Senior Officer Enjinering Kimia, K3 dan Lingkungan PLN IP Bali PGU, memgatakan Pemerintah Daerah Bali fokus mengurangi emisi. Pada 2030, Nusa Penida ditargetkan akan memanfaatkan 100% EBT.

“Nusa Penida didorong lebih awal untuk mencapai NZE dibanding Bali Daratan, salah satunya karena isolated dari segi kelistrikan,” kata dia saat ditemui di lokasi PLTS Hybrid Nusa Penida di Desa Suana, Sabtu.

Nyoman mengatakan untuk mendukung target tersebut PLN IP akan mengembangkan PLTS di lahan sekitar PLTS Hybrid Nusa Penida. “Selain PLTS kami juga tidak menutup pengembangan energi baru terbarukan yang lain, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Bayu,” kata Nyoman.(AT)