JAKARTA – Dampak dari pandemi Covid-19 kembali dirasakan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Tahun ini PGN memastikan batal mengekspor LNG-nya ke China.

Syahrial Mukhtar, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN,  mengungkapkan PGN sudah mengikat perjanjian jual beli LNG dengan Sinopec dan dijadwalkan ada pengiriman LNG untuk tahun ini. Namun pandemi yang melanda dunia membuat pengiriman LNG urung terjadi.

“Untuk tahun ini karena kondisi pandemi tahun ini kami belum kirim,” kata Syahrial di Jakarta, Jumat (28/8).

Syahrial memastikan pengiriman LNG ke Sinopec hanya mengalami penundaan bukan batal secara keseluruhan. PGN sudah menjadwal ulang pengiriman LNG ke China.

“Semoga tahun depan dan selanjutnya bisa dilanjutkan (pengiriman LNG),” tukas Syahrial.

Sinopec tahun ini meminta pasokan enam kargo LNG dari PGN yang seharusnya mulai dikiirim sejak Januari 2020.

Menurut Syahrial, LNG masih cukup diminati, terutama oleh negara-negara di kawasan Asia Selatan. PGN akan terus memasarkan LNG di berbagai potensi pasar lainnya terutama di Asia.

“LNG ini banyak peluang dan potensi yang sedang kami garap, teruatama di pasar Asia Selatan. Belum bisa kami sampaikan karena masih dalam tahap bidding proses. Harapannya nanti kalau sudah kami akan sampaikan,” kata Syahrial.

Manajemen PGN melihat LNG merupakan sebuah peluang untuk memasuki pasar internasional, baik dari segi pengembangan infrastruktur maupun trading, sehingga bisa menjadi pemain gas internasional. Hal ini seiring dengan peran PGN dalam mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan gas dalam negeri.

PGN menargetkan dapat meningkatkan volume pengelolaan niaga gas bumi untuk Global LNG Trading hingga ±130 BBTUD untuk lima tahun pertama dan akan dikembangkan untuk tahun-tahun berikutnya. Selain kawasan Asia Selatan, negara tentangga Indonesia di Asia Tenggara juga jadi incaran ekspansi bisnis LNG PGN.

“Beberapa negara di South East Asia masuk dalam sasaran LNG Trading proyeksi permintaan sebesar 0,5 juta metrik ton per tahun (Metrik Ton Per Annum/MTPA) atau setara dengan sembilan kargo per tahun. Respon positif telah didapatkan dan proses penjajakan dilakukan dengan proyeksi permintaan sekitar 18 kargo per tahun,” kata Syahrial.(RI)