JAKARTA– PT ABM Investama Tbk (ABMM), memproyeksikan akuisisi perusahaan tambang batu bara di dalam negeri ditargetkan tuntas pada Februari 2019. ABM telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham surat utang pada 30 Januari 2019 terkait rencana perusahaan mengakuisisi perusahaan tambang batu bara.

Adrian Erlangga, Direktur Keuangan ABM Investama, mengatakan perusahaan telah mendapatkan persetujuan sah terkait rencana perubahan dari para pemegang surat utang yang seluruhnya mewakili jumlah pokok utang sebesar US$ 328 juta, merupakan 93,97% dari seluruh jumlah pokok yang terutang dari surat utang.

“Rencanan perubahan itu bertujuan untuk memuluskan langkah perusahaan dapat menggunakan kas yang dimiliki perseroan untuk mengakuisisi perusahaan tambang batu bara di Kalimantan,” ujar Adrian dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia.

Sebelumnya, pada 16 Januari 2019, perusahaan mengajukan permohonan perubahan surat utang atau consent solicitation kepada pemegang obligasi 2022 senilai US$ 350 juta. Selepas perjanjian, ABM harus mendapatkan izin dari pemegang obligasi untuk investasi minoritas strategis di perusahaan tambang bara yang menjadi target ABM Investama.

Terkait rencana investasi tersebut, perusahaan yang dituju telah melakukan akuisisi dengan ABM Investama untuk menandatanggani kontra jasa.
Indenture tambahan ditandatangani 8 Februari 2019 untuk memberlakukan rencana perubahan yang telah disetujui oleh para pemegang surat utang tersebut,” menurut Adrian dalam suratnya.

Manajemen ABM memproyeksikan kinerja perusahaan bakal moncer sepanjang 2019 seiring rencana akuisisi tambang batubara yang digadang-gadang dari beberapa tahun lalu segera terealisasi.

Usai transaksi akusisi tuntas, manajemen ABM mmproyeksikan dapat memulai produksi di tambang baru tersebut pada kuartal II 2019. Tambang yang akan diakuisisi ini memiliki cadangan batubara sebesar 100 juta ton hingga 150 juta ton atau mampu bertahan untuk 10 tahun produksi. ABM mencari tambang yang sudah beroperasi dan bisa bertahan dalam jangka waktu lama.

“Tambang ini mampu memproduksi 6 juta ton per tahun. Kami sih berharapnya tahun ini produksinya dapat ditingkatkan menjadi 7 juta ton. Kalorinya 5.200 kcal/kg hingga 5.500 kcal/kg,” tutur Adrian, beberapa waktu lalu. (RA)