NEW YORK – Harga minyak mentah di pasar global melonjak pada penutupan perdagangan Jumat atau Sabtu (26/1) karena kekacauan politik di Venezuela. Hal ini semakin menambah ancaman bagi pasokan minyak mentah dunia setelah sebelumnya Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia telah sepakat memperketat pasokan.
Krisis Venezuela membuat harga minyak mentah menajam. Laporan yang dilansir Reuters menyebutkan, harga minyak berjangka AS, West Texas Intermediate naik 1,1% atau US$56 sen menjadi US$53,69 per barel, setelah selama pekan ini turun sekitar 0,2%.
Sementara itu, harga minyak berjangka Brent juga naik 1% atau US$61 sen ke level US$61,70 per barel pada pukul 2:20 ET. Sebelumnya, selama pekan ini, harga Brent merosot sekitar 1,6%.
Nicolas Maduro, Presiden Venezuela, mengatakan Venezuela akan menutup kedutaan dan konsulat negara itu di AS, sehari setelah memutuskan hubungan diplomatik dan politik dengan Washington. Venezuela memutuskan hubungan dengan AS setelah pengakuan resmi Presiden AS Donald Trump atas pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara.
Para pedagang kian khawatir tentang kemungkinan sanksi AS terhadap perdagangan minyak Venezuela dan pasokan global yang lebih ketat di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Caracas.
“Dengan sanksi yang sudah di Iran, sanksi lebih lanjut diterapkan ke Venezuela bisa melihat harga minyak melonjak sangat cepat karena pasokan semakin ketat,” kata Jasper Lawler, Kepala penelitian untuk London Capital Group, seperti dikutip MarketWatch.
Di sisi lain, AS mengisyaratkan untuk menjatuhkan sanksi terhadap ekspor Venezuela, setelah Presiden Maduro memutuskan hubungan dengan Washington. Maduro berang setelah AS mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara pada Kamis lalu.
RBC Capital Markets menganalisis bahwa sanksi ekspor AS akan semakin mengurangi pasokan minyak dari produksi yang dihasilkan Venezuela. Produksi minyak Venezuela akan menurun hingga 500 ribu barel per hari pada tahun ini. “Sanksi AS tersebut justru akan memperketat pasokan minyak.”
Meski demikian, beberapa analis mengatakan AS tidak akan melakukan sanksi langsung terhadap Venezuela. “Saya melihat AS akan melakukan blokade terhadap impor Venezuela, sehingga akan menyulitkan mereka selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan,” ujar Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates.
Pasokan energi global sebagian didukung oleh lonjakan persediaan minyak mentah AS. Jumlah pengeboran rig AS yang aktif untuk minyak naik 10 menjadi 862 minggu ini, menurut data yang dirilis oleh perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes pada Jumat.
Badan Informasi Energi (EIA) AS melaporkan bahwa persediaan minyak mentah negara itu melonjak 8 juta barel dalam pekan yang berakhir 18 Januari, tertinggi dua bulan. Menurut Laporan Status Minyak Mingguan EIA, dengan 445 juta barel, persediaan minyak mentah AS sekitar 9% di atas rata-rata lima tahun untuk tahun ini. (RA)




Komentar Terbaru