JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi kembali menyalurkan paket konverter kit (konkit) kepada 667 nelayan di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan serta pendapatan nelayan melalui penggunaan bahan bakar hemat energi.

Sugiarto, Kepala Seksi Pengawasan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, mengungkapkan pada 2020 pemerintah membagikan 25 ribu paket perdana konversi untuk nelayan. Rencananya, pada 2021 jumlah paket yang akan dibagikan meningkat menjadi 28 ribu paket perdana konversi LPG.

Untuk itu, Sugiarto mempersilakan Pemda untuk menyampaikan usulan nelayan yang akan menerima paket perdana.

Nelayan penerima paket perdana diharapkan dapat memanfaatkan bantuan dengan baik. “Mohon nelayan penerima agar dirawat, dijaga karena ini barang bantuan pemerintah yang manfaatnya besar sekali untuk menghemat biaya melaut,” kata Sugiarto, Jumat (13/11).

Sebanyak 406 nelayan Kampar juga mendapatkan bantuan serupa pada 2018. Konversi BBM ke BBG untuk kapal penangkap ikan bagi nelayan sasaran merupakan salah satu program yang mendukung diversifikasi energi. LPG dipilih sebagai energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan mudah didapat. Selain itu, menghemat pengeluaran bahan bakar mesin untuk melaut.

Kriteria penerima paket perdana konversi untuk nelayan adalah nelayan pemilik kapal kurang dari 5 GT, kapal berbahan bakar bensin, memiliki daya mesin 13 HP, alat tangkap yang digunakan ramah lingkungan, belum pernah menerima bantuan sejenis dan memiliki Kartu KuSUKA.

Masyarakat sendiri mengaku penggunaan LPG untuk melaut jelas lebih efisien ketimbang minyak. “Alhamdulillah ada bantuan ini. Kami masyarakat nelayan sangat terbantu. Nanti uang dari penghematannya untuk biaya sekolah anak,” ungkap salah satu nelayan Kampar, Supriyadi (41) yang telah 22 tahun berprofesi menjadi nelayan.

Senada dengan Supriyadi, Jon Hendri (41 tahun) juga berharap pembagian konkit LPG 3 Kg bermanfaat bagi perekonomian keluarganya. Sebelumnya dia harus mengeluarkan biaya bahan bakar sekitar Rp 30 ribu untuk membeli 3 liter BBM atau Rp120 ribu untuk 4 hari melaut. Setelah menggunakan bahan bakar LPG 3 kg, hanya dibutuhkan satu tabung seharga Rp25 ribu.

“Hematnya banyak. Saya mau tabung selisihnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, biaya sekolah anak,” ujar Jon.

Jon menceritakan penantian panjangnya mendapatkan paket bantuan tersebut. “Saya sangat senang, akhirnya kebagian paket bantuan pemerintah ini. Saya berharap selama fua tahun terakhir ini, semoga saya juga kebagian. Alhamdulillah tahun ini saya dapat,” kata Jon.(RI)