JAKARTA – PT Pertamina (Persero) pada 2021 akan fokus investasi untuk dua sektor utama yang menjadi taruhan dalam masa depan migas perusahaan dan nasional,  yakni bisnis kilang dan hulu migas.

Daniel Purba, Senior Vice President Corporate Strategic Growth Pertamina, mengungkapkan investasi tahun depan akan difokuskan pada pengerjaan megaproyek kilang yang telah diamanatkan  pemerintah.

“Pertamina tentunya dari sisi capex akan sangat besar dalam membangun kilang untuk petrokimia. Ada yang sudah ongoing,  seperti Balikpapan terus berjalan. Serta beberapa proyek pengembangan kilang lainnya,” kata Daniel, Senin (30/11).

Pertamina saat ini menggarap upgrading lima kilang, yakni Kilang Dumai, Plaju, Balikpapan, Balongan, dan Cilacap. Selain itu, perseroan juga membangun satu unit kilang baru berkapasitas 300 ribu barel per hari (bph) di Tuban, Jawa Timur dan proyek kilang hijau atau green refinery di Komplek Kilang Plaju.

Selain kilang, sektor lainnya yang akan jadi fokus investasi adalah sektor hulu.

Menurut Daniel, alih kelola Blok Rokan akan menjadi kejadian bersejarah, tidak hanya bagi Pertamina tapi juga Indonesia. Rokan yang menjadi penopang produksi minyak nasional akan dikelola Pertamina mulai Agustus 2021.

Pekerjaan besar menanti Pertamina karena harus menjaga level produksi Blok Rokan yang merupakan lapangan tua. Otomatis biaya yang dibutuhkan juga tidak sedikit.

“2021 milestone serah terima Rokan dari Chevron, selain mendevelop lapangan eksisting kami yang sudah marjinal,” ungkap Daniel.

Selain itu, Pertamina juga berkomitmen untuk melakukan eksplorasi secara masif. Hal ini sudah ditunjukan dengan telah selesainya pelaksanaan survei seismik sejauh lebih dari 32 ribu kilometer (km) baru-baru ini. Eksplorasi dari Komitmen Kerja Pasti (KKP) Jambi Merang itu akan dilanjutkan dengan tahap evaluasi data.

Daniel menuturkan perusahaan tidak akan setengah-setengah dalam melakukan evaluasi dengan menggandeng mitra kompeten sehingga hasil yang didapatkan maksimal.

Ini wajar, lantaran waktu Pertamina terbatas dalam mengevaluasi data dari survei Jambi Merang. Karena dari satu tahun sejak survei diselesaikan maka data yang didapatkan Pertamina akan diserahkan ke pemerintah untuk selanjutnya disebar secara luas ke publik.

”Kuncinya satu eksplorasi cekungan di Indonesia besar besar kita sudah selesai melakukan seismik kita akan percepat evaluasinya memanfaatkan sumbet kompeten dari luar untuk menjadikan reserve to production,” kata Daniel.

Dari sisi hilir, satu hal kini dipersiapkan perusahaan adalah memperluas program langit biru yakni menjual BBM ramah lingkungan. Hal itu sejalan dengan rencana pemerintah yang tidak lagi akan mendistribusikan BBM beroktan rendah (RON 88) atau jenis premium di wilayah Jawa Madura Bali (Jamali).

Menurut Daniel, untuk bisa memuluskan target pengurangan emisi lingkungan sangat dibutuhkan peran pemerintah khususnya pemerintah daerah.

Downstream-nya langit biru terus kami garap. Contohnya, dalam mengurangi BBM  beroktan rendah. Masyarakat kami dorong untuk beralih ke BBM oktan tinggi. Di beberapa kota sudah terjadi. Kami sangat butuh support pemerintah daerah,” kata Daniel.(RI)