JAKARTA – BP adalah salah satu andalan atau produsen utama gas Indonesia. Tahun ini saja gas yang diproduksi dari kilang LNG Tangguh mencapai 130 kargo yang dikirim ke berbagai pembelinya di Kawasan Asia serta dalam negeri sepanjang tahun 2023.

Irjen (Purn) Eko Indra Heri, Deputi Pengawas Internal Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usha Hulu Migas (SKK Migas), berharap agar Tangguh dapat terus mempertahankan dan meningkatkan produksinya; dan juga terus menjaga usaha-usaha pengendalian risiko sosial yang selama ini telah dilakukan. Selain itu, dia juga menekankan agar Tangguh dapat menjaga aspek keselamatan kerja secara maksimal. ”Tangguh saat ini memiliki kapasitas produksi mencapai sekitar sepertiga produksi gas nasional. Oleh karenanya kehandalan operasional Tangguh termasuk didalamnya safety harus dijaga betul untuk memastikan kelancaran produksi di Tangguh”, ujarn Eko, Jumat (22/12).

Pada tahun 2023, Tangguh telah memproduksi 130 kargo dan telah dikirimkan dengan aman ke para pembeli di Asia dan Indonesia. Tangguh juga telah melakukan pengapalan kargo LNG pertama dari Train 3 ke PLN tanggal 18 Oktober silam. Perlu diketahui bahwa 75% dari kargo Tangguh Train 3 dialokasikan untuk pasar domestik melalui PLN.

Kontribusi Tangguh terhadap keberlanjutan lingkungan terus ditingkatkan, karena sejalan dengan program Pemerintah dan merupakan salah satu target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis Indonesia Oil & Gas (IOG) 4.0, bahwa peningkatan produksi migas nasional diikuti dengan upaya menjaga keberlanjutan lingkungan. ”Kegiatan penanaman pohon yang melibatkan masyarakat sekitar dan komunitas lingkungan harus terus ditingkatkan, karena hal ini merupakan wujud keberpihakan terhadap lingkungan yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat”, kata Eko.

Selain mengenai produksi dan lifting, dalam kunjungan ini, dilakukan pula pembahasan mengenai aspek sosial dari keberadaan Tangguh di provinsi Papua Barat. Saat ini sekitar 70% dari pekerja di bagian operasi Tangguh LNG berasal dari tanah Papua dan sejak 2017, sekitar 5.450 masyarakat dari tanah Papua telah bekerja di proyek Tangguh Train 3 dan telah mengikuti berbagai program pelatihan. (RI)