JAKARTA – Sedikitnya ada 12 proyek hulu migas ditargetkan rampung pada tahun 2022 dengan total tambahan produksi minyak mencapai 19 ribu barel per hari (BPH) serta gas mencapai 567 juta kaki kubik per hari (MMscfd).

“Untuk tahun 2022, jumlah proyek yang ditargetkan onstream mencapai 12 proyek besar, yang saat ini pada fase konstruksi, dengan perkiraan investasi sebesar US$ 1,35 miliar atau setara dengan Rp 19,6 triliun dan diperkirakan dapat memberikan tambahan kapasitas produksi minyak sebesar 19.000 BPH dan tambahan kapasitas produksi gas sebesar 567 MMscfd. Melihat capaian 2021, kami optimis target proyek hulu migas yang onstream di tahun 2022 dapat dicapai”, kata Julius Wiratno, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), Senin (31/1).

Target tambahan produksi tahun 2022 berasal dari berbagai proyek diantaranya 12 proyek tersebut antara lain dua proyek yang digarap oleh Medco yaitu Lapangan Hiu Fase 2 dan Lapangan Belida Extension. Lapangan Hiu Fase dua direncanakan onstream pada Mei mendatang dengan kapasitas produksi gas sebesar 49 mmscfd dan Lapangan Belida onstream pada Agustus dengan kapasitas produksi gas 40 mmscfd.

Sedangkan Pertamina Hulu Mahakam akan mulai memproduksi gas dari tiga lapangan, yaitu Jumelai, North Sisi dan North Nubi serta Bekapai fase 3. Ketiga proyek ini secara paralel akan onstream mulai Maret, Juni dan November tahun ini.

Sedangkan Husky CNOOC Madura akan mengoperasikan lapangan MDA-MBH dan Lapangan MAC dengan kapasitas produksi gas masing masing 175 mmscfd dan 60 mmscfd pada Mei hingga Oktober mendatang.

Petronas Carigali juga rencananya akan mulai mengoperasikan Lapangan Bukit Tua Fase 2B dengan rencana produksi minyak sebesar 14 ribu barel dan gas 30 mmscfd pada Februari mendatang.

Pertamian EP akan mulai mengoperasikan Lapangan Tanjung Waterflood dengan kapasitas kondensat 75 ribu pada September 2022. Disusul proyek Sumur YY oleh PHE ONWJ dengan kapasitas 2 ribu barel minyak pada Desember 2022.

Dua proyek lainya adalah lapangan dengan produksi gas yaitu OPL South Sembakung dengan kapasitas produksi 30 mmscfd dan Gas Plant Modif Tenayan PLN yang dioperasikan EMP Bentu Ltd dengan kapasitas produksi 30 mmscfd.

Sementara untuk tahun 2021 realisasi proyek yang onstream mencapai 15 proyek, dengan investasi sebesar US$ 1,57 miliar atau setara dengan Rp 22,8 triliun.

Penambahan kapasitas produksi minyak dan gas dari kelima belas proyek yang telah onstream untuk minyak sebesar 18.468 ribu BPH dan tambahan kapasitas produksi gas sebesar 746 MMscfd. Proyek yang onstream di tahun 2021 antara lain : North Area Jindi South Jambi Block B, EPF Belato2 Selaraya Merangin Dua, Lematang Compression Medco E&P Lematang, EOR Jirak Pertamina EP, WB NAG Compression PetroChina Jabung Ltd, SP Bambu Besar (Asso) Pertamina EP, SP Akasia Bagus Pertamina EP, Upgrade Bangadua Pertamina EP, KLD PHE ONWJ, West Pangkah Saka Indonesia Ltd, Sidayu Saka Indonesia Ltd, Gas Supply to RU-V Pertamina Hulu Mahakam, Oil Plant Semberah Pertamina EP, Merakes Eni East Sepinggan, Debottlenecking FPU Jangkrik Eni Muara Bakau.

Menurut Julius KKKS telah belajar dari pengalaman melaksanakan pekerjaan proyek di tahun 2020, dan melakukan adaptasi serta melakukan perbaikan dan peningkatan. Hal ini ditunjang pula dengan koordinasi dan pengawasan SKK Migas yang semakin efektif melalui integrated operation center (IOC) yang secara berkelanjutan, modul-modulnya terus bertambah.

“KKKS telah memiliki pengalaman dalam penyelesaian proyek ditahun 2020, dan segera melakukan penyesuaian standar dan prosedur dengan mendiskusikannya bersama dengan SKK Migas. Kami juga terus melakukan penambahan modul-modul di IOC, termasuk pengembangan IOC mobile berbasis perangkat bergerak, sehingga pemantauan bisa dilakukan 24 jam dalam sehari melalui perangkat mobile phone. Hasilnya kita bisa lihat target proyek hulu migas bisa diselesaikan melampaui target”, ujar Julius.

Julius menuturkan keberhasilan penyelesaian proyek hulu migas juga tidak terlepas dari penerapan aspek keselamatan kesehatan kerja dan lindungan lingkungan (K3LL) secara optimal, sehingga jam hilang karena proyek dihentikan karena ada kecelakaan maupun outbreak Covid-19 dapat diminimalkan. “Incident rate (IR) sebagai tolok ukur pelaksanaan K3LL di industri hulu migas dan merupakan standar secara global pada tahun 2021 sangat mengesankan. Industri hulu migas bisa mencapai IR sebesar 0,18 dan merupakan capaian yang terbaik dalam 1 (satu) dekade terakhir”, kata Julius.

Proyek hulu migas tidak hanya memberikan kontribusi pada peningkatan produksi minyak dan gas, tetapi juga memberikan dampak berganda positif lainnya seperti menggerakan industri penunjang hulu migas dan penyerapan tenaga kerja. Capaian tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) tahun 2021 mencapai 58,95%, sehingga sebagian besar investasi di proyek hulu migas akan dinikmati dan mendukung peningkatan kapasitas nasional. Selain itu, dengan setiap 1 US$ miliar investasi di sektor hulu migas akan menyerap sekitar 100 ribu tenaga kerja, maka dengan investasi proyek hulu migas yang mencapai US$ 1,57 miliar, akan akan menyerap dan membuka lapangan kerja sebanyak 157 ribu tenaga kerja. (RI)