JAKARTA – Proyek infrastruktur pipa jaringan gas industri bawah tanah Duri-Dumai hingga saat ini masih belum memasuki tahap pengerjaan fisik. Salah satu masalah utama proyek yang melibatkan dua BUMN, yakni PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) adalah pengadaan lahan.

Dilo Seno Widagdo, Direktur Infrastruktur dan Teknologi Perusahaan Gas Negara atau PGN, mengatakan pengerjaan fisik proyek Duri-Dumai sebenarnya sudah bisa direalisasikan, apalagi proses pengadaan berbagai peralatan sudah dilakukan perusahaan. Namun perizinan lahan belum dapat diselesaikan.

“Cuma ini ada masalah lagi-lagi pembebasan lahan. Jadi memang kita mau cepat, tapi izin pembebasan lahan bukan hal yang mudah dikerjakan. Apalagi itu daerah Sumatera,” kata Dilo.

Proyek pipa Duri-Dumai terus tertunda karena dualisme wilayah pengembangan antara Pertamina dan PGN. Namun berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 4975 K/12/ MEM/2016, Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PGN akhirnya ditugaskan pemerintah untuk menggarap pipa Duri-Dumai. Kedua perusahaan harus membangun dan mengoperasikan secara bersama ruas pipa tersebut. Anggaran yang dipakai pun juga berasal dari masing-masing perusahaan.

Menurut Dilo, untuk mengerjakan proyek pipa Duri-Dumai Pertamina dan PGN tidak akan membentuk perusahaan baru. Biaya pembangunan nantinya akan ditanggung berdasarkan porsi perhitungan yang disepakati kedua perusahaan.
Bentuk sinergi Pertamina dan PGN akan dibahas dari berbagai aspek seperti transportasi, termasuk transmis untuk refinery Pertamina, penyaluran gas untuk industri, rumah tangga, serta komersial. “Skema ini sebenarnya kita tidak perlu harus membuat satu perusahaan baru,” tukas Dilo.

Selain untuk kebutuhan industri pipa Duri – Dumai diharapkan bisa mendukung progam penghijauan lingkungan agar pemanfaatan gas dari Pertamina dioptimalkan dalam pengolahan minyak sawit serta industri turunannya.

Sesuai dengan Kepmen, proyek pipa Duri – Dumai seharusnya ditargetkan bisa rampung pada kuartal I 2017. Rencananya
pembangunan pipa jaringan gas memiliki ruas sepanjang 140 kilometer dan pipa transmisi 67 kilometer.

Dilo menambahkan keterlambatan konstrusi proyek pipa Duri-Dumai juga akibat proses pengadaan beberapa alat khusus yang membutuhkan waktu lama. Namun Ia memastikan target durasi pengerjaan proyek tidak mundur atau tetap selama 18 bulan. “Ada beberapa peralatan long lead item, jadi lama pengadaannya. Kita mengharapkan bisa pesan sekarang harapannya bisa selesai 18 bulan,” kata Dilo.(RI)