JAKARTA– PT Timah (Persero) Tbk (TINS), badan usaha milik negara di sektor pertambangan timah, mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 2,65 triliun tahun ini untuk mencapai target produksi dan penjualan timah tahun ini sebesar 30 ribu ton dengan peningkatan kapasitas produksi, baik penambangan maupun peleburan.

Sutrisno S Tatetdagat, Sekretaris Perusahaan Timah, mengatakan untuk menambah masa hidup perusahaan, Timah tetap fokus pada penemuan cadangan baru melalui intensifikasi dan eksrtensifikasi. Per 31 Desember 2016, jumlah cadangan Timah sebesar 335.909 ton, 79% atau 264.806 ton berada di laut sedangkan 21% atau 71.103 berada di darat.

“Jumlah sumber daya Timah pada periode yang sama sebesar 737.546. Sebesar 67% berada di laut dan 33% berada di darat,” ujar Sutrisno dalam siaran pers perseroan yang diterima Dunia-Energi, Selasa (28/2).

Sepanjang tahun lalu, Timah mencatatkan pendapatan usaha Rp 6,968 triliun, naik tipis dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp 6,87 triliun. Sementara itu beban pokok pendapatan (COGS) turun 5,09% dari Rp 6,18 triliun menjadi Rp 5,87 triliun.

“Laba bersih naik dari Rp 101,56 miliar menjadi Rp 251,969 miliar,” katanya

Pada 2016, Timah memproduksi bijih timah sebanyak 24.121 metrik ton, turun dibanding tahun sebelumnya sebesar 26.361 ton. Ini terdiri atas produksi darat 7.125 metrik ton dan produksi laut 16.996 metrik ton, dibandingkan produksi darat 2015 sebesar 7.764 metrik ton dan 18.597 metrik ton.

Di sisi lain, penjualan logam timah turun menjadi 26.67 metrik ton dari 30.087 metrik ton. Sementara itu, produksi logam timah 23.56 ton dan sebelumnya 27.431 ton. (DR)