JAKARTA – Pelaku usaha   minyak dan gas diminta tidak ragu untuk berinvestasi di Indonesia seiring iklim investasi yang makin baik. Peluang investasi di tanah air sangat besar, tidak hanya bagi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) tapi juga para perusahaan penunjang atau Engineering, Procurement, Construction (EPC) hulu migas.

Amien Sunaryadhi, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), mengatakan kesungguhan pemerintah bisa dilihat dari berbagai kunjungan ke beberapa negara dengan perusahaan-perusahaan migas besar dunia.

“Bulan lalu Wakil Menteri ESDM keliling Eropa salah satunya Inggris untuk mengundang investor, Pak Menteri juga undang investasi dari Amerika, lalu dua bulan lalu ke China untuk bertemu. Itu menunjukan pemerintah sangat aktif,” kata Amien dalam pembukaan Energy Industries Council (EIC) Indonesia 2017 di Kantor SKK Migas, Rabu (1/11).

Menurut Amien, ada lima proyek besar yang sudah berjalan di Indonesia dalam tiga tahun terakhir dan melibatkan ratusan perusahaan penunjang. Lapangan Jangkrik yang dioperatori oleh Eni Muara Bakau B.V, Lapangan Banyu Urip dioperatori ExxonMobil.

Selain itu, proyek IDD Bangka dioperatori PT Chevron Pacific Indonesia, Lapangan Tangguh Train 3 oleh British Petroleum (BP), Lapangan Donggi-Senoro-Matindok dioperatori oleh JOB Medco Pertamina, dan Lapangan Madura BD yang dioperatori oleh Husky-CNOOC Madura Ltd.

Bahkan proyek Tangguh Train 3 menjadi satu dari proyek fasilitas LNG yang sudah mendapatkan kepastian pendanaan atau Final Invesment Decision (FID) di dunia.

“Ini tanda bahwa bisnis hulu migas di Indonesia masih sangat menarik, karena di seluruh dunia hanya ada dua proyek yang FID,” ungkap Amien.

Amien menambahkan SKK Migas berjanji akan memfasilitasi kebutuhan para pelaku usaha sehingga perusahaan penunjang bisa bergairah karena dipermudah untuk berinvestasi. Apalagi SKK Migas juga memiliki hubungan baik dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sehingga diharapkan bisa mengakomodir berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi para pelaku usaha, khususnya terkait soal perizinan.

“Silahkan datang ke Indonesia dan SKK Migas akan mendukung Anda, jika butuh apapun hubungi kami. Kami memiliki hubungan baik dengan BKPM,” ungkap dia.

Moazzam Malik, Duta Besar Inggris untuk Indonesia yang turut menyertai rombongan pelaku usaha, mengungkapkan Indonesia masih memiliki potensi besar di sektor energi migas. Namun untuk memaksimalkan potensi tersebut tidak mungkin dilakukan dengan sendiri.

Koneksi dengan para pelaku industri sangat dibutuhkan untuk bisa mengoptimalkan potensi yang ada.

“Indonesia punya potensi besar tapi untuk maksimalkan itu tergantung pada teknologi yang digunakan serta investasi besar yang dikeluarkan. Tidak mungkin itu dipenuhi secara sendiri,” kata Moazzam.(RI)