JAKARTA – Pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) Sidrap I berkapasitas 75 megawatt (MW) dijadwalkan beroperasi penuh pada akhir Januari 2018. Kevin Dobson, Chief Environmental Officer UPC Renewables, mengatakan PLTB Sidrap menelan investasi sebesar US$150 miliar atau setara Rp2,02 triliun.

“Kita mulai commissioning pertengahan Desember, diharapkan akhir Januari 2018 bisa beroperasi penuh. Saat ini sedang musim hujan, jadi sangat berpengaruh,” kata Kevin di Jakarta, Kamis (30/11)

PLTB Sidrap diharapkan dapat menambah pasokan listrik di wilayah Sulselrabar. Saat ini, kondisi kelistrikan wilayah Sulselrabar mencapai 1.250 MW dan beban puncak mencapai 1.050 MW.

Proyek PLTB Sidrap, merupakan PLTB terbesar di Indonesia yang digarap konsorsium yang terdiri dari UPC Renewables Asia I, UPC Renewables Asia III, Sunedison dan Binatek Energi Terbarukan. Hasil listrik PLTB Sidrap akan dijual ke PT PLN (Persero) dengan harga US$11,7 sen per kWh.

Jumlah turbin proyek PLTB Sidrap ada 30, dengan masing-masing turbin berkapasitas 2,5 MW. Turbin tersebut memiliki ketinggian 80 meter, dan panjang baling-baling sekitar 57 meter yang dipasok dari perusahaan asal Spanyol, Gamesa.

Tidak hanya Sidrap, UPC juga akan mengembangkan pembangkit bertenaga angin di berbagai wilayah di Indonesia. Hasil kajian dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan jika Indonesia memiliki potensi energi angin yang dapat menghasilkan listrik hingga 1,6 Gigawatt (GW) atau 1.600 MW. Ini merupakan hasil kajian yang dilakukan di 10 provinsi.

“Investasi energi terbarukan di Indonesia sangat menarik, kami berharap dukungan pemerintah dengan adanya konsistensi dalam penerapan regulasi,” kata Kevin.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, berikut daftar rencana pembangunan PLTB di Indonesia:

1. Sukabumi 10 MW, pengembang: PT Viron Energy, status: sedang negosiasi PPA
2. Sukabumi 170 MW, pengembang: PT Binatek Energi Terbarukan dan UPC Renewables, status: studi kelayakan
3. Garut 150 MW, pengembang: Rancang Bangun Putera Nusantara, status: pengukuran
4. Pandeglang 150 MW, pengembang: PT Binatek Energi Terbarukan dan UPC Renewables, status: studi kelayakan
5. Lebak 150 MW, pengembang: PACE Energy, status: studi kelayakan
6. Gunung Kidul 10 MW, pengembang: PT Panca Artha Mustika, status: rencana
7. Bantul 50 MW, pengembang: PT Binatek Energi Terbarukan dan UPC Renewables, status: batal PPA per Juni 2017
8. Belitung Timur 10 MW, pengembang: PT Odira Energi Dinamika, status: rencana
9. Tanah Laut 90 MW, pengembang: PT Binatek Energi Terbarukan dan UPC Renewables, status: studi kelayakan
10. Jeneponto 60 MW, pengembang: PT Energi Bayu Jeneponto, status: sudah PPA
11. Jeneponto 50 MW, pengembang: PT Binatek Energi Terbarukan dan UPC Renewables, status: studi kelayakan
12. Sidrap 70 MW, pengembang: PT Binatek Energi Terbarukan dan UPC Renewables, status: sudah PPA
13. Sidrap Fase II 75 MW, pengembang: PT Binatek Energi Terbarukan dan UPC Renewables, status: pra studi kelayakan
14. Selayar 5 MW, pengembang: PT Binatek Energi Terbarukan dan UPC Renewables, status: pra studi kelayakan
15. Buton 15 MW, pengembang: PT Binatek Energi Terbarukan dan UPC Renewables, status: pra studi kelayakan
16. Kupang 20 MW, pengembang: PT Binatek Energi Terbarukan dan UPC Renewables, status: studi kelayakan
17. Timor Tengah Selatan 20 MW, pengembang: Asia Green Capital, status: pengukuran
18. Sumba Timur 1 MW, pengembang: PT Sumberdaya Sewatama, status: negosiasi PPA
19. Lombok 15 MW, pengembang: PT Binatek Energi Terbarukan dan UPC Renewables, status: studi kelayakan
20. Ambon 15 MW, pengembang: PT Binatek Energi Terbarukan dan UPC Renewables, status: studi kelayakan
21. Kei Kecil 5 MW, pengembang: PT Binatek Energi Terbarukan dan UPC Renewables, status: pra studi kelayakan
22. Saumlaki 5 MW, pengembang: PT Binatek Energi Terbarukan dan UPC Renewables, status: studi kelayakan