JAKARTA– PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, mengklaim telah memiliki lahan yang siap digunakan bila memenangi tender proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTGU) Jawa I berkapasitas 2X800 megawatt dengan investasi US$ 2 miliar. Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan  Pertamina telah memiliki lahan sehingga dapat mengurangi faktor risiko karena soal lahan dapat berkontribusi 70% terhadap kelancaran suatu proyek.

Menurut Wianda, lahan yang dimiliki Pertamina untuk rencana proyek PLTGU bukan hasil dari reklamasi. Pengembangan PLTGU di lahan reklamasi butuh waktu lama karena menanti proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. “Kami lebih confident dengan lahan yang sudah punya karena kita tidak perlu lagi melakukan akuisisi lahan,” jelas dia.

Pertamina tambah Wianda merupakan pemain profesional dengan memiliki beberapa fasilitas untuk mendukung pengembangan PTLGU Jawa I. Apalagi, perseroan menggandeng sejumlah mitra yang punya keahlian di bidang pembangkitan dan  suplai gas. “Kami juga berupaya memitigasi risiko lahan. Ini lazimnya jadi problem terbesar untuk kelancaran bagi suatu proyek,” kata dia.

PLN dijadwalkan mengumumkan pemenang tender PLTGU Jawa I pada 1 Oktober 2016. PLN saat ini menyeleksi empat konsorsium perusahaan yang mengikuti tender pembangunan PLTGU Jawa I. Empat konsorsium yang mengikuti tender adalah konsorsium Mitsubishi Corp-JERA-PT Rukun Raharja Tbk-PT Pembangkitaan Jawa Bali (anak usaha PLN), konsorsium PT Adaro Energi Tbk-Sembcorp Utilities PTY Ltd,konsorsium PT Medco Power Generation Indonesia-PT Medco Power Indonesia (keduanya merupakan anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk)-Kepco-dan Nebras Power, serta konsorsium Pertamina-Marubeni-Sojits.

Selain Pertamina yang mengajukan lokasi di Cilamaya, Kabupaten Karawang, tiga perusahaan konsorsium lainnya mengajukan lokasi di Muara Tawar, Kabupaten Bekasi yang sebagian lahannya merupakan lahan reklamasi.

Proyek PLTGU Jawa I diprediksi menghabiskan waktu 3-4 tahun, ditargetkan selesai 2019. Kebutuhan gas untuk pembangkit tersebut sekitar 250 MMSCFD yang menurut rencana dipasok dari kilang Tangguh di Papua.

Wianda berharap Pertamina dapat menyiapkan secara maksimal dan mengurangi risiko dalam proses lelang ini. Pertamina akan mendukung PLN terkait dengan program pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35.000 MW. (DR)