JAKARTA- Keputusan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang menyepakati pemangkasan produksi minyak yang ditopang oleh negara non-OPEC berbuah hasil saat harga minyak mentah global menunjukkan tren peningkatan.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, bertambah US$0,66 menjadi menetap di US$ 54,06 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, naik US$0,48 menjadi ditutup pada US$56,66 per barel di London ICE Futures Exchange, mengutip laporan Xinhua.

Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan bahwa data Januari menunjukkan kepatuhan dari partisipasi negara-negara OPEC dengan mengurangi produksi telah di atas 90% dan bahwa persediaan minyak akan menurun lebih lanjut tahun ini, menurut laporan media.

OPEC melaporkan pada Januari 2017, produksi minyak anggotanya mencapai 32,14 juta barel per harei. Artinya OPEC berhasil memotong produksi minyak sekitar 800 ribu brel per hari. Sebelumnya, OPEC menargetkan pemangkasan dipatok di angka 1,8 uta barel per hari.
Barkindo mengatakan semua negara-negara yang terlibat tetap tegas untuk mencapai tingkat kepatuhan yang lebih tinggi, kata laporan media seperti dikutip Reuters.

Harga minyak menguat pada perdagangan Selasa, setelah OPEC menegaskan pihaknya memenuhi kesepakatan pemotongan produksi dan berharap untuk melihat kepatuhan yang lebih tinggi di masa mendatang.

Kendati begitu, pelaku pasr juga perlu mewaspadai kenaikan produksi minyak di AS. Pekan lalu, US Energy Information Administration (EIA) melaporkan, cadangan minyak mentah AS pada pekan ketiga Februari 2017 tumbuh 9,5 juta barel menjadi 518,1 juta barel. Ditambah lagi Baker Hughes Inc merilis, rig pengeboran aktif AS hingga pekan lalu kencapai 597 unit. Sepanjang tahun ini terjadi penambahan rig aktif sebanyak 72 unit. Dari laporan pemerintah, produksi minyak mentah AS pada Januari mencapai level tertinggi seak April 2016.

Penambahan produksi dan cadangan minyak AS akan mempersempit rentang kenaikan harga minyak di level US$ 50-US$ 55 per barel. Kemungkinan hingga akhir semetser I harga minya berada di level tersebut. Meski begitu, kenaikan produksi di AS belum akan menekan harga minyak. (DR)