JAKARTA – Presiden Joko Widodo akhirnya menandatangani Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sekaligus menegaskan komitmen untuk merealisasikan proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW) pada 2019.

“Capaian target-target di RUEN tidak boleh bergeser, seperti pembangunan pembangkit tidak bergeser,” kata Tumiran, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) usai sidang DEN di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (23/1).

Dia menambahkan hingga sejauh ini, baik Kementerian ESDM maupun PT PLN (Persero) sama-sama masih berkomitmen untuk bisa merealisasikan target proyek 35 ribu MW. Target 2019 adalah keharusan karena dengan begitu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang direncanakan juga tidak akan terganggu.

Pemerintah sebelumnya sempat melakukan evaluasi dan memperkirakan proyek 35 ribu MW hanya akan tercapai 20 ribu MW pada 2019. Setelah sidang paripurna DEN, presiden menetapkan tidak ada ada pengurangan target. Karena justru biaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk menalangi molornya proyek akan jauh lebih besar.

“Jika tidak tercapai pasokan listrik akan terganggu. Kalau dilaksanakan melalui sewa diesel, cost-nya akan lebih besar. Hal ini berdasarkan pengalaman sidang paripurna presiden putuskan tidak boleh ada pengurangan, harus ada langkah khusus,” ungkap Tumiran.

Dwi Harry Soeryadi, Anggota DEN, menyatakan target 35 ribu MW karena juga sudah ditetapkan dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan untuk bisa mengejar target capaian 114.000 MW pada 2025. ITarget tersebut diyakini masih bisa terkejar karena sejauh ini progress pembangunan pembangkit masih positif.

Hingga 6 Januari 2017, data PLN sudah kapasitas yang sudah melalui proses financial closing sebesar 18.600 MW
“PLN tadi berikan progress untuk proyek 35 ribu MW, transmisi , dan gardu induk. Semua kondisi kurva S positif, ada diatas garis perencanaan. PLN masih berkomitmen dengan target yang ditetapkan,” tegas Dwi.(RI)