JAKARTA – Pemerintah menilai langkah PT Pertamina (Persero) untuk terus mencari mitra ke luar negeri dalam rangka memenuhi kebutuhan energi nasional sudah tepat. Apalagi kebutuhan minyak dan bahan bakar minyak (BBM) yang terus meningkat tidak bisa dipenuhi dari dalam negeri.

Tunggal, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan kesepakatan antara Pertamina dan NIOC (National Iranian Oil Company) membuka kesempatan bagi Pertamina untuk mendapatkan minyak dengan harga lebih terjangkau. Serta sebagai batu loncatan untuk terus mencari mitra di luar negeri dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan energi nasional yang terus meningkat.

“Indonesia itu kebutuhan BBM terus naik, karena dari dalam negeri tidak bisa memenuhi, mau tidak mau dari luar,” kata Tunggal kepada Dunia Energi, Jumat (12/8).

Fasilitas produksi migas di Blok 405a Aljazair yang kini dioperasikan Pertamina setelah diakuisisi dari ConocoPhillips.

Menurut Tunggal, pemerintah tidak akan tinggal diam dan akan terus mendorong kerja sama sepeti yang dilakukan Pertamina dan NIOC, termasuk dengan melakukan koordinasi dengan kementerian terkait guna membantu Pertamina mendapatkan mitra-mitra lainnya di luar negeri.

“Jadi Kementerian Luar Negeri juga turut campur tangan mencari teman buat Pertamina, biar berlanjut dari government to government menjadi business to business, itulah yang dilakukan,” ungkap dia.

Pertamina sendiri memiliki waktu enam bulan untuk melakukan studi dan menyampaikan proposal awal pengembangan dua lapangan minyak di Iran, yakni Ab-Teymour dan Mansouri (Bangestan – Asmari) yang ditaksir memiliki cadangan lebih dari 5 miliar barel. Nantinya NIOC akan membuka informasi dan bekerja sama dengam tim Pertamina dalam bentuk joint working group.

Selain di sektor hulu, NIOC juga sangat antusias untuk bisa membangun infratastruktur migas di tanah air.

Rachmad Hardadi, Direktur Pengolahan Pertamina, meyatakan pembicaraan dengan NIOC tidak hanya membahas pada kesepakatan di sektor hulu, tapi pihak Iran juga sangat tertarik dengan industri pengolahan di Indonesia.

“Pesan Pak Dirut bahwa Iran sangat antusias tidak hanya kirim crude ke Indonesia, namun juga ingin bangun infrastruktur,” tandas Rachmad.(RI)