JAKARTA – Pemerintah dinilai bisa menjadikan Islandia sebagai model pengembangan energi panas bumi (geothermal). Apalagi Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar dan belum dikelola dengan baik.
Satya  Widya Yudha, Wakil Ketua Komisi VII DPR, , mengatakan Indonesia sudah saatnya lebih serius mengembangkan energi panas bumi. Selain potensi yang dimiliki cukup besar, energi panas bumi menjanjikan sebagai energi masa depan yang ramah lingkungan sesuai dengan komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris 2015.
“Indonesia bisa memetik pengalaman yang dilakukan Islandia, baik dari sisi teknologi dan juga lingkungan, ” kata dia.
Satya mengatakan panas bumi adalah energi masa depan, selain dari sisi pemanfaatan teknologi, energi panas bumi juga merupakan energi bersih yang menjanjikan.
” Indonesia harus lebih fokus mengembangkannya,” kata dia dalam keterangan tertulisnya.
Satya dan Anggota DPR lainnya pada pekan lalu mendampingi Wakil Ketua DPR RI bidang Korinbang Agus Hermanto dalam Kunjungan Muhibah di Iskandia.
Selain diterima langsung oleh Presiden Islandia H.E Guðni Th. Jóhannesson di Istana Kepresidenan Bessastaðir, delegasi Muhibah DPRjuga diterima secara hangat oleh Ketua Parlemen Islandia
Satya yang juga politisi Partai Golkar menambahkan, poin positif dari kunjungan ke Islandia adalah melihat secara langsung bagaimana pengembangan energi baru dan terbarukan di sana yang dikelola secara profesional dengan pemanfaatan teknologi dan didukung regulasi yang sangat mendukung.
Pemanfaatan panas bumi di Islandia bisa menciptakan multiplayer efek yang potensial dari sisi bisnis dan wisata, seperti maraknya pusat-pusat spa dan klinik kesehatan sebagai unit usaha yang menarik. Selain itu, sektor perikanan juga bisa dikembangkan dengan memanfaatkan lingkungan bersih dari energi geothermal, sehingga ikan akan tumbuh sehat dan tidak memakan kotoran-kotoran buangan yang susah di daur ulang.
“Pemanfaatan energi panas bumi di Islandia bisa menjadi contoh bagus bagi Indonesia. Potensi yang kita miliki harus dioptimalkan. Ke depan, Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan dari energi fosil, tapi harus jauh melompat ke depan dengan pemanfaatan energi baru seperti geothermal ini. Apalagi Indonesia punya andil ikut menandatangi Paris Agreement,” beber Satya.
Agus Herman mengatakan  Pemerintah Islandia terlihat cukup total mendukung pengembangan energi panas bumi.

“Dukungan pemerintah Islandia terhadap pengembangan energi panas bumi cukup maksimal. Penelitian panas bumi telah dimulai sejak 1945 di bawah instansi pemerintah. Kini, Islandia Geo Survey melanjutkan penelitiannya sebagai lembaga negara independen,” ungkap

Agus.(RA)