JAKARTA – PT Pertamina (Persero) telah bersiap untuk memasarkan BBM dengan standar Euro 4. Saat ini hanya tinggal menyisakan masalah legalitas melalui ketentuan standarisasi kandungan bahan bakar standarisasi Euro 4 yang dikeluarkan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya dan Mineral (ESDM).

Toharso, Direktur Pengolahan Pertamina, mengatakan  peningkatan kemampuan kilang-kilang yang dilakukan membuat Pertamina sebenarnya saat ini sudah bisa memproduksi BBM dengan standarisasi Euro 4. Namun perusahaan tidak serta merta bisa memproduksikannya karena masih harus menunggu ketentuan standar teknis yang diatur  Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM.

Spesifikasi yang diatur selama ini untuk diolah kilang Pertamina masih terbatas pada BBM jenis Pertalite, Pertamax Plus dan varian lainnya.

“Dirjen migas bisa segera mengeluarkan spesifikasinya, itu acuan kami di kilang. Kami tunggu itu, kalau sudah ada acuan itu kami ikuti,” kata  Toharso di Jakarta, Rabu (20/12).

Saat ini Pertamina sudah bisa memproduksi BBM dengan standar menuju kualitas Euro 4. Artinya ada beberapa komponen yang distandarkan Euro 4 sudah bisa diaplikasikan di BBM jenis terbaru, yakni Pertamax Turbo. Namun Pertamax Turbo belum bisa dikatakan sebagai BBM Euro 4 karena belum semua komponen yang disyaratkan bisa diaplikasikan.

Pertamax Turbo terbaru merupakan bahan bakar yang memiliki kadar oktan 98 dengan kandungan sulfur terendah dan sesuai dengan standar Euro 4, yakni maksimal 50 ppm.

“Sekarang Pertamina sudah ikuti Euro 4, nanti dikilang disesuaikan beberapa properties seperti olefin, aromaticnya dan lain-lain dengan standar Euro 4. Sekarang kami sudah ikuti standar (lainnya) yang dikeluarkan lembaga itu,” papar dia.

Lebih lanjut Toharso mengungkapkan untuk bisa menjadikan BBM standar Euro 4 sebenarnya tidak perlu menunggu proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) atau revitalisasi kilang tuntas.

Dia mengatakan upgrade kilang juga sudah cukup meningkatkan kemampuan pengolahan untuk memproduksi BBM standar minimal Euro 4. Saat ini baru Kilang Balongan yang mampu memproduksi BBM dengan standar paling mendekati Euro 4, namun Pertamina menjanjikan setelah dilakukan upgrade lanjutan di kilang lain maka kemampuan produksi BBM standar Euro 4 Pertamina akan meningkat.

“Kalau RDMP itu kan untuk menambah kompleksitas pengolahan, tapi kalau hanya agar bisa memproduksi Euro 4 cukup dengan upgrade. Kilang sudah siap memproduksi tinggal menunggu spek dari ESDM saja,” ungkap Toharso.

Harya Adityawarman, Direktur Pembinaan Hilir Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM,  menyatakan untuk menetapkan spesifikasi BBM dengan standarisasi yang baru seperti Euro 4 diperlukan waktu untuk dilakukan kajian. Serta juga harus melibatkan berbagai stakeholder, seperti lembaga penelitian, produsen dan konsumen.

Kajian tersebut termasuk kesiapan dari sisi teknologi pengguna BBM atau dari sisi, serta dari sisi produsen kesiapan jaminan suplai pasokan BBM.

“Apakah kita mampu menerima, lalu jaminan ketersediaan pasokan ada keberlanjutan, tentu juga konsumen yang menggunakan itu.  Kalau dari teman-teman justifikasinya memungkinkan, baru ditetapkan untuk RON 98 Euro 4 itu,” ungkap Adityawarman

Menurut dia, BBM pertamax Turbo terbaru Pertamina ini masih menggunakan spesifikasi RON 95 namun sudah mulai menuju ke Euro 4 dan harus ada beberapa komponen yang harus dilengkapi, jika benar ingin menjadi Euro 4.

“Dia kan menuju ke Euro 4 untuk sulfur, sudah memenuhi tetapi ada impurities yang belum terpenuhi itu yang temen temen Pertamina bilang,” tandas Adityawarman.(RI)