JAKARTA – Mubadala Petroleum, perusahaan migas asal Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan berminat untuk ikut mengelola blok-blok minyak dan gas yang habis kontrak (terminasi). Delapan blok migas tercatat akan habis kontraknya pada 2018.

“Waktu ketemu, mereka bilang minat untuk masuk di blok terminasi. Blok yang sudah berproduksi mereka bilang minat,” kata Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada Dunia Energi, Selasa malam (14/11).

Menurut Arcandra, pada pertemuan terakhir dengan petinggi Mubadala beberapa waktu lalu, perusahaan itu tidak hanya menawar di Blok Andaman yang merupakan salah satu blok yang dilelang pada tahun ini. Namun juga tertarik dengan Blok East Natuna dan blok yang telah berproduksi.

Pemerintah menyambut baik minat dari berbagai pihak terhadap blok-blok terminasi. Namun keputusan bisa masuk atau tidak, harus didiskusikan dengan kontraktor yang akan ditunjuk melalui tim evaluasi pemerintah dalam waktu dekat.

Kedelapan blok terminasi yang sempat diputuskan untuk diserahkan ke PT Pertamina (Persero) adalah Blok East Kalimantan, Blok Attaka, Blok NSO, Blok SES, Blok Tuban, Blok Sanga Sanga, Blok Ogan Komering.

Blok East Kalimantan dan Attaka sudah dikembalikan Pertamina karena tidak memenuhi keekonomian. Untuk enam blok lainnya Pertamina sudah menyatakan kesiapan untuk mengelola. Namun sebelum penandatanganan kontrak, pemerintah berubah pikiran dan membuka peluang bagi kontraktor lain, terutama kontraktor eksisting untuk melanjutkan kontrak dengan alasan menjaga performa produksi migas setiap blok.

“Jadi nanti silahkan (Mubadala) bicara dengan pihak yang diberikan hak kelola secara business to business,” tandas Arcandra.(RI)