JAKARTA – PT Timah (Persero) Tbk (TINS) terus berupaya merealiasikan target produksi bijih timah sebesar 35.100 ton. Capaian target tersebut penting untuk mendorong penjualan logam timah.

Riza Pahlevi Tabrani, Direktur Utama Timah, mengatakan strategi penting untuk mengawal target produksi adalah pembesaran kapasitas di semua lini usaha. Dengan demikian, diharapkan akan berdampak pada kinerja perusahan.

“Rencana investasi pembesaran kapasitas, di antaranya pengadaan Kapal Isap Produksi (KIP) yang baru dioperasikan di IUP perseroan,” kata Riza di Jakarta.

Timah menargetkan kinerja keuangan 2017 meningkat signifikan dengan mematok target laba bersih Rp862 miliar atau naik 242% dibanding realisasi laba bersi tahun lalu Rp 251,969 miliar. Kenaikan laba bersih Timah akan ditopang dari target peningkatan volume penjualan logam timah dan proyeksi harga timah yang masih terus meningkat sepanjang tahun ini.

Emil Emindra, Direktur Keuangan Timah, mengatakan pada tahun ini perseroan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,6 triliun untuk belanja modal (capital expenditure/capex).

Belanja modal di antaranya akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas KIP Bore Hole Mining (KIP BHM) sebagai inovasi teknologi penambangan baru, optimalisasi kegiatan eksplorasi, pengadaan Ausmelt-Fuming untuk memperbarui teknologi peleburan, pengadaan Kapal Penambangan Laut Teknologi Tepat Guna, Pembukaan Unit Baru Tambang Darat, dan pengadaan Kapal Isap Stripping.

Untuk kegiatan eksplorasi, beberapa rencana investasi di antaranya pengadaan jasa geofisika dan pembelian peralatan untuk meningkatkan kinerja kapal bor eksplorasi. Kinerja eksplorasi sangat penting untuk menunjang kontinuitas bisnia perseroan, karena menjamin ketersediaan sumber daya dan cadangan bijih timah secara berkelanjutan.

Naik turunnya harga logam timah juga perlu dipertimbangkan, namun dampaknya dapat diperkecil dengan kontribusi dari anak perusahaan.

Sejumlah rencana investasi anak perusahaan pada 2017, antara lain penggantian reaktor di PT Timah Industri. Khusus PT Timah Industri, anak usaha yang bergerak di sektor industri hilir, potensi pasar dalam negeri masih sangat terbuka karena perusahaan yang menjual produk hilir timah.

Rencana investasi untuk PT Timah Investasi Mineral yakni pembebasan lahan dan pemboran nikel, PT DOK&Perkapalan Air Kantung akan membuat 2 unit kapal isap, PT Rumah Sakit Bakti Timah pembangunan gedung rumah sakit baru dan renovasi, PT Timah Karya Persada Properti melanjutkan investasi tahun lalu, dan PT Timah Agro Manunggal untuk kegiatan dan peralatan peternakan dan perkebunan.

“Tahun ini bisnis properti akan kontribusi revenue Rp 11 miliar,” tandas Emil.(RA)