JAKARTA – PT Hutama Karya (Persero), anggota konsorsium yang akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah memproyeksikan proyek Tambak Lorok tuntas pada 2020.

Suroto, Direktur Wilayah Barat HK, mengatakan proyek pengembangan PLTGU merupakan bagian dari peran serta perseroan dalam mendukung program kelistrikan 35 ribu megawatt (MW).

“Kami perlu financial close enam bulan, lalu 28 bulan harus selesai. 2020 lah ya,” kata Suroto kepada Dunia Energi di Jakarta, belum lama ini.

Suroto menjelaskan, perseroan bersama General Electric dan Marubeni telah menandatanganani kontrak kerja dengan PT Indonesia Power, selaku pemilik proyek, untuk pekerjaan CCPP Tambak Lorok Block 3 Power Plant Project With Net Dependable Capacity Of 600 – 850 MW.

Hutama Karya sebagai anggota konsorsium akan mengambil peranan dalam pekerjaan sipil (civil work), yang cakupannya terdiri dari pekerjaan soil improvement, struktur dan bangunan, sekaligus instalasi peralatan. “Dari total investasi Rp 4,8 triliun, porsi kami Rp 450 miliar,” ujar Suroto.

Hutama Karya sejak tahun 2010 sudah melebarkan sayap kompetensinya ke bidang EPC, khususnya proyek-proyek Pembangkit Listrik. Beberapa proyek pembangkit yang sudah diselesaikan, yakni pembangkit listrik tenaga mini-hydro (PLTM) di Simalungun, Sumatera Utara pada tahun 2011, PLTM Parmonangan 2x 4,5 MW 2016 dan PLTM di Cirompang Garut sebesar 8 MW pada tahun 2016; PLTU Jeneponto, Sulawesi Selatan sebesar 2 x 125 MW pada 2012; PLTU Cilacap, Jawa Tengah sebesar 1 x 660 MW pada tahun 2015.

Sejumlah proyek pembangkit listrik yang masih dikerjakan oleh Hutama Karya, seperti PLTU Ampana 2 x 3 MW di Sulawesi Tengah, PLTU Kendari 1×10 MW, PLTGU Grati 450 MW di Jawa Timur.

“Tambak Lorok Blok 3 ini didesain untuk menghasilkan daya listrik sebesar 850 MW, yang mem-backup sistem kelistrikan di Jawa dan Bali,” tandas Suroto.(RA)