JAKARTA – Pemerintah akan melakukan beberapa strategi untuk bisa meningkatkan data eksplorasi minyak dan gas (migas). Keterbatasan data cukup berperan dalam mandegnya kegiatan eksplorasi di tanah air dalam beberapa tahun terakhir.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan peningkatan data migas akan gencar dilakukan pada 2017, sehingga bisa mempermudah calon investor dalam mengkaji suatu lapangan. Ketersediaan data tentu mempercepat proses pengelolaan suatu lapangan.

“Jadi semua bisa melihat kalau ada yang tertarik di bid saja,” kata Arcandra di Jakarta.

Dia berharap ketersediaan data juga berdampak positif terhadap pertumbuhan kegiatan eksplorasi migas nasional, sehingga berpotensi meningkatkan cadangan migas Indonesia.

“Data-data ekplorasi sebaiknya kita punya lebih banyak lagi. Rencananya mungkin kita lihat tahun depan, kalau ada usaha ke arah sana data seismik untuk eksplorasi,” ungkap Arcandra.

Pemerintah juga tengah mengkaji kemungkinan untuk membuka data migas di daerah tertentu yang sudah tergolong lapangan-lapangan tua untuk bisa dibuka kembali untuk bisa dipelajari.

“Sebenarnya data ekplorasi Indonesia sudah bisa dibeli, tapi data-data daerah tertentu yang sudah ada kalau itu sudah expired seharusnya bisa dibuka. Tapi UU kita memungkinkan tidak?,” kata Arcandra.

Menurut Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, data yang dimiliki Indonesia sangat minim dengan jumlah cadangan minyak terbukti hanya 3,6 miliar barel. Padahal potensinya bisa 100 miliar-200 miliar barel.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan integrasi antara Kementerian terkait dalam hal ini Kementerian ESDM dengan TNI Angkatan Laut dalam hal melakukan survei seismik.(RI)