JAKARTA – Chevron Corporation melepas aset-aset panas bumi yang dikuasainya di Indonesia dan Filipina ke Konsorsium Star Energy. Pelepasan aset ditandai dengan penandatanganan perjanjian jual beli aset antara kedua perusahaan.
Jay Johnson, Executive Vice President, Upstream, Chevron Corporation, mengatakan aset-aset panas bumi Chevron menghasilkan energi yang andal untuk mendukung kebutuhan ekonomi Asia Pasifik yang berkembang.

“Penjualan ini sejalan dengan strategi untuk memaksimalkan nilai bisnis hulu global kami melalui pengelolaan portofolio yang efektif,” kata Johnson dalam keterangan tertulisnya.

Di Indonesia, anak-anak perusahaan Chevron mengoperasikan lapangan panas bumi Darajat dan Salak di Jawa Barat. Di Filipina, anak-anak perusahaan Chevron memiliki 40% saham di Philippine Geothermal Production Company, Inc. yang mengoperasikan pembangkit listrik panas bumi Tiwi dan Mak-Ban di selatan Luzon. 

Tercatat enam perusahaan yang bersaing mendapatkan dua PLTP yang dikelola Chevron, yaitu PLTP Salak Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan kapasitas  377 MW dan PLTP Darajat di perbatasan Kabupaten Bandung dan Garut, Jawa Barat dengan kapasitas 255 MW.

Selain dua badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero), ada empat perusahaan yang tertarik mengakuisisi dua aset PLTP Chevron. Empat perusahaan itu adalah PT Medco Power, dan PT Star Energy serta dua perusahaan asal Jepang, yaitu Mitsui dan Marubeni.(AT)