JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (Persero) Tbk (ANTM), badan usaha milik negara di sektor pertambangan, telah mengajukan permohonan penambahan kuota ekspor bijih nikel kadar rendah.

Tatang Hendra, Direktur Marketing Aneka Tambang atau Antam, mengatakan saat ini perseroan telah mendapatkan izin ekspor bijih nikel kadar rendah sebesar 2,7 juta wet metrik ton (WMT) dan bijih bauksit sebesar 850 ribu WMT.

“On progress kami sedang ajukan penambahan kuota ekspor,” kata Tatang di Jakarta, Senin (7/8).

Pada 30 Mei 2017, Antam telah memulai penjualan bijih nikel kadar rendah ke luar negeri seiring dengan diperolehnya rekomendasi ekspor bijih mineral dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada tahap awal, Antam telah mengekspor 165 ribu WMT bijih nikel ke Tiongkok. Total pada paruh pertama tahun ini ekspor bijih nikel kadar rendah Antam mencapai 275.513 WMT. Selain itu, Antam juga menjual 50.500 WMT bijih nikel ke pasar domestik.

Produksi bijih nikel Antam sebagian besar digunakan untuk produksi feronikel.

Aprilandi Hidayat Setia, Sekretaris Perusahaan Antam, mengatakan pada semester I 2017 produksi feronikel Antam tercatat sebesar 9.327 ton nikel dalam feronikel (TNi) atau meningkat 12% dibandingkan capaian pada semester I 2016 sebesar 8.304 TNi.

“Pencapaian ini seiring dengan selesainya pekerjaan roof replacement electric smelting furnace-3 (ESF) -3 Dan optimasi fasilitas produksi pabrik FeNi III pada pertengahan bulan Maret 2017,” kata dia.(RA)