JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk melelang khusus Blok East Kalimantan dan Attaka atau terpisah dari rencana lelang blok migas yang akan dilakukan pada Januari 2018.

Ego Syahrial, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kemententerian ESDM, mengungkapkan saat ini proses persiapan lelang sudah mencapai 80% untuk dilakukan lelang khusus secara terbuka. “Yang agak berat itu menyiapkan data-data bid document, sedang proses. Tapi secara overall kami sudah 80%,” kata Ego saat ditemui di Kementerian ESDM Jakarta, Kamis (4/1).

Dia menegaskan persiapan lelang ditargetkan bisa selesai pada Maret, sehingga lelang East Kalimantan dan Attaka bisa diumumkan dibuka secara resmi. Pemerintah akan menunggu penawaran terhadap kedua blok yang diunitisasi tersebut selama empat bulan, sehingga pengumuman dilakukan pada Agustus atau dua bulan sebelum kontrak PT Chevron Pacific Indonesia di East Kalimantan habis pada 24 Oktober 2018.

“Dibutuhkan waktu sekitar empat bulan, sehingga ujungnya, pemenangnya maupun langsung tanda tangan kontrak dengan kontraktor itu kani harapkan pada 24 Agustus. Jadi ada waktu dua bulan sampai proses peralihan,” kata Ego.

Blok East Kalimantan dan Attaka sebenarnya merupakan dua blok yang sudah diserahkan pemerintah kepada PT Pertamina (Persero) untuk dikelola. Namun Pertamina kemudian mengembalikan kedua blok tersebut karena dianggap tidak memiliki nilai keekonomian sesuai dengan yang disyaratkan dalam perhitungan perusahaan.

Untuk menjaga produksi agar tidak terlalu terdampak dalam masa peralihan yang singkat, pemerintah meminta kontraktor eksisting untuk menjaga kinerja kedua blok tersebut.

Untuk Blok Attaka sendiri pemerintah telah menugaskan Pertamina sebagai operator sementara. Pasalnya kontrak dengan dua kontraktor di sana yakni PT Chevron Pacific Indonesia dan Inpex Corporation telah berakhir pada akhir 2017 lalu.

Blok Attaka diputuskan untuk diunitisasi dengan Blok East Kalimantan karena letaknya yang saling berdekatan.

“Kalaupun ada apa-apa, pemerintah kan bisa minta eksisting untuk kelola sementara,” tukas Ego.

Ada empat dari delapan blok terminasi 2018 yang sudah ada kejelasan nasibnya. Selain Blok East Kalimantan dan Attaka, Blok Tengah dan NSO hampir dipastikan akan diserahkan ke Pertamina.

Blok Tengah akan digabungkan pengelolaannya dengan Blok Mahakam. Blok NSO diserahkan ke PT Pertamina Hulu Energi (PHE) karena berdekatan dengan Blok NSB yang juga dikelola oleh PHE.(RI)