BATANGTORU– PT Agincourt Resources, perusahaan yang mengeksploitasi Tambang Martabe di Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, memberikan pelatihan pemahaman lanjutan atas implementasi keberagaman gender di Tambang Emas Martabe kepada lebih dari 700 karyawan. Pemberian pelatihan ini ditujukan untuk merealisasikan lingkungan kerja yang ramah gender.

Tim Duffy, Presiden Direktur Agincourt Resources, mengatakan pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari beberapa kebijakan dan peraturan terkait, antara lain upaya pendekatan terhadap karyawan di seluruh tingkatan dalam organisasi perusahaan, upaya menciptakan lingkungan kerja dan budaya kerja yang menjunjung tinggi harkat dan martabat serta kehormatan, bebas dari diskriminasi, intimidasi dan kekerasan baik fisik maupun nonfisik.

“Pelatihan ini adalah salah satu bentuk investasi perusahaan. Sebagai perusahaan yang belum terlalu lama berdiri, Tambang Emas Martabe memiliki kesempatan besar untuk menanamkan keberagaman gender sebagai bagian dari budaya bisnis perusahaan,” ujar Duffy dalam siaran pers yang diterima Dunia Energi.

Menurut dia, pemahaman terhadap keberagaman gender akan membuat perusahaan ini lebih baik. Perusahaan akan mendapatkan lebih banyak ide-ide pengembangan. “Jika sebuah perusahaan membuka kesempatan lebih besar terhadap penerapan keberagaman gender, perusahaan tersebut akan lebih sukses,” katanya.

PT Agincourt Resources sudah beberapa tahun belakangan sangat serius menerapkan konsep keberagaman gender dalam lingkungan kerja. Tak hanya dalam hal rekrutmen, tapi juga bagaimana menciptakan lingkungan kerja ramah gender.

Dari aspek perekrutan dan pengembangan kapasitas, lanjut Duffy, Agincourt Resources menargetkan porsi karyawan perempuan pada 2019 mencapai 25% dari total pekerja perusahaan dan kontraktor. Hingga saat ini, jumlah karyawan di Tambang Emas Martabe telah mencapai 18% dari total 761 karyawan. Sementara itu, dari total karyawan perusahaan dan kontraktor telah mencapai 16% dari 2.376 orang.

Menurut dia, penerapan keberagaman gender ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan, apalagi di sektor pertambangan. Ada stereotipe, laki-laki mendominasi di sektor pekerjaan ini. Kami ingin mengubahnya melalui pelatihan ini. Harus ada perlakuan yang sama bagi seluruh pekerja. Perlakukan perempuan yang bekerja di perusahaan ini layaknya keluarga dan mitra setara.

“Kami percaya lingkungan kerja yang ramah gender akan meningkatkan kontribusi karyawan terutama para karyawan perempuan,” jelas Duffy.

Katarina S Hardono, Senior Manager Corporate Communications Agincourt Resources, menambahkan komitmen Tambang Emas Martabe terhadap penerapan keberagaman gender akan menjadi daya tarik bagi para perempuan berbakat dan kompetitif untuk berkarya di perusahaan ini.

“Laki-laki dan perempuan memiliki sudut pandang dan ide-ide berbeda yang akan memperkaya wawasan perusahaan dan memungkinkan untuk menghasilkan pemecahan masalah yang lebih baik sehingga mampu menguatkan fondasi bisnis perusahaan,” ujar dia.

Penerapan keberagaman gender di Tambang Emas Martabe juga merupakan bentuk dukungan terhadap konvensi internasional PBB tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan atau CEDAW (Convention on Elimination of All Forms of Discrimination Against Women). Indonesia pun telah meratifikasinya sejak 1984 melalui UU No.7/1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita.

Sementara itu, perkembangan pelaksanaan oleh Tambang Emas Martabe secara konsisten dilaporkan sesuai panduan Global Reporting Initiatives (GRI) untuk pelaporan keberlanjutan.
Erdo Deshiant, Associate Consultant Bina Swadaya Konsultan (BSK), mengemukakan selama ini beberapa isu yang dihadapi karyawan perempuan di lingkungan kerja pada umumnya diantaranya adalah marginalisasi, stereotipe, beban ganda antara pekerjaan profesional dan rumah tangga hingga kekerasan rumah tangga. Namun, pemahaman mengenai keberagaman gender di sebuah perusahaan dapat menjadi solusi terhadap hambatan-hambatan tersebut.

“Seluruh karyawan, di tingkatan manapun, harus memahami bahwa setiap individu adalah unik. Kita harus memahami perbedaan-perbedaan tersebut, dan menghormatinya. Untuk perusahaan, beberapa cara yang dapat dilakukan diantaranya perlakuan yang setara, memastikan ketersediaan fasilitas kesehatan dan keselamatan untuk seluruh karyawan, kesempatan pengembangan diri melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan, dan pelaporan berkala untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan keberagaman gender,” ujar Erdo.

Beberapa dampak dari penerapan keberagaman gender di dalam perusahaan, tambah Erdo yakni untuk menunjang kreativitas dan inovasi, meminimalisasi konflik dan tingkat stres serta meningkatkan produktivitas secara signifikan.

Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah Kontrak Karya generasi keenam (“CoW”) yang ditandatangani April 1997. Tambang Emas Martabe kini telah memiliki sumberdaya 7,4 juta ounce emas dan 69 juta ounce perak dan mulai berproduksi penuh pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak.

Pada Maret 2016, perusahaan konsorsium pertambangan yang dipimpin oleh EMR Capital, spesialis dana ekuitas pertambangan swasta asal Australia, resmi menjadi pemegang saham utama PT Agincourt Resources. Kepemilikan saham Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara (Pemda) tidak mengalami perubahan. Lebih dari 2.000 orang saat ini bekerja di Tambang Emas Martabe, 70% direkrut dari masyarakat di sekitar tambang dan wilayah terdekat lainnya. (DR)