JAKARTA – Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2×100 megawatt (MW) yang dikembangkan PT Tanjung Power Indonesia (TPI) di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, ditargetkan selesai akhir 2018.

Tanjung Power Indonesia merupakan perusahaan yang dibentuk konsorsium PT Adaro Power, anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dengan perusahaan asal Korea Selatan, PT East-West Power Indonesia (EWPI).

“Akhir 2018 selesai pembangunan dan awal 2019 beroperasi. Lebih dulu beroperasi dari PLTU Batang,” ungkap Mohammad Effendi, Presiden Direktur Adaro Power saat ditemui di Jakarta, baru-baru ini.

Total investasi untuk proyek PLTU Tabalong sekitar US$ 545 juta atau mencapai Rp 7,2 triliun. Tanjung Power Indonesia telah menyelesaikan dan mendapat komitmen pembiayaan sebesar US$ 422 juta, termasuk fasilitas kontinjensi sebesar US$ 13 juta, dari enam bank komersial, yaitu Korea Development Bank, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd, DBS Bank Ltd‚ Mizuho Bank, Ltd, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, dan The Hong Kong Shanghai Banking Corporation Limited.

Adapun pembiayaan proyek ini dilakukan melalui skema proyek finance. Dengan skema ini Korean Trade Insurance Corporation (KSURE) memberikan jaminan komprehensif sebesar kurang lebih US$ 400 juta.

Adaro Energy melalui anak usahanya, Adaro Power, saat ini tengah mengembangkan sejumlah PLTU antara lain PLTU berkapasitas 2×1.000 MW di Batang, Jawa Tengah, PLTU 2×100 MW dan 2×30 MW di Kalimantan Selatan.

“Untuk PLTU 2×100, kebutuhan batu baranya kurang dari satu juta ton per tahun, kalori 4.300 kkal,” tandas Effendi.(RA)