JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mulai ancang-ancang mengelola Blok Mahakam tahun depan. Perseroan mengannggarkan  US$700 juta  untuk belanja modal (capital expenditure/capex) di blok Mahakam.

Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, mengungkapkan dari evaluasi yang telah dilakukan perseroan sudah menyiapkan beberapa kegiatan di Blok Mahakam saat kontrak beralih dari PT Total E&P Indonesie. Beberapa kegiatan yang direncanakan antara lain  pengeboran sumur, workover dan perbaikan beberapa fasilitas.

“Sementara ini yang bisa kita identifikasi sekitar US$ 700 juta. Dengan capex itu produksi kita bisa maintain,” kata Syamsu dalam konferensi pers pemaparan kinerja Pertamina di Jakarta, Kamis (2/11).

Syamsu menjelaskan dalam proyeksi capex tersebut belum memasukan rencana bergabungnya calon mitra, yakni Total dan Inpex Corporation. Kalau pun ada penambahan investasi jumlahnya belum diketahui.

“Nanti kalau misalkan partner masuk bertambah atau tidak itu tergantung juga. Kita tidak mungkin investasi tanpa mengharapkan return yang bagus, jadi harus jelas,” tegas  dia.

Menurut Syamsu, Blok Mahakam cukup rumit dan unik jika dibandingkan blok-blok minyak dan gas lain. Penurunan produksi dipastikan akan terjadi karena itu perlu investasi terus menerus untuk melakukan perawatan terhadap berbagai fasilitas produksi.

“Mahakam kebetulan lebih kompleks jadi reservoir putus-putus. Kuncinya bor yang banyak di tempat yang tepat, itu yang harus kita lakukan. Jadi siapun yang masuk,  bor saja yang banyak tapi yang paling penting dimana titik pengeborannya,” ungkap Syamsu.

Elia Massa Manik, Direktur  Utama Pertamina,  mengatakan investasi besar disiapkan Pertamina untuk membuktikan keseriusan guna mencegah penurunan produksi di salah satu blok migas yang berkontribusi besar bagi produksi gas nasional tersebut.

Penurunan aktivitas di Blok Mahakam menjelang kontrak berakhir dengan operator eksisting juga mempengaruhi investasi Pertamina saat ini. Pada 2015 hingga 2016 sudah tidak ada aktivitas berarti di Blok Mahakam.

Massa menuturkan hingga saat ini Pertamina sudah menghabiskan sekitar US$180 juta untuk melakukan pengeboran di Mahakam.

Pada awalnya perseroan berencana hanya akan melakukan pengoboran sembilan sumur, namun ditengah jalan setelah dilakukan evaluasi ternyata upaya tersebut belum dapat mencegah anjloknya produksi. Karena itu investasi kembali ditambah.

“Mulai 2015 pertengahan sudah tidak ngebor. Kami sadar kalau cuma sembilan sumur akan kurang dan berdampak ke produksi. Kita segera mempercepat akselarasi untuk melakukan drilling di 2017. Mudah-mudahan tahun ini kita bisa mencapai 14 sumur,” tandas Massa.

Performa produksi blok Mahakam tahun ini cukup positif. Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), menyebutkan sejak awal Januari hingga akhir Juni 2017, produksi gas di Blok Mahakam mencapai 1.504 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 105% di atas target rencana kerja dan anggaran 2017. Produksi minyak juga 103% lebih tinggi dari target mencapai 55.100 barel per hari.(RA)