JAKARTA – PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), emiten pertambangan emas, akan menunda rencana pembangunan fasilitas pemurnian (refinery) emas hingga 2023 mendatang. Penundaan tersebut akibat bencana longsor yang menyebabkan salah satu pit milik PT Tambang Tondano Nusajaya, anak usaha Archi, berhenti beroperasi.

Adam Jaya Putra, Chief Financial Officer Archi, mengatakan pembangunan refinery rencananya akan dilaksanakan pada tahun ini. “Namun dengan ada kejadian ini, refinery akan ditunda,” kata Adam di Jakarta, Rabu (26/1).

Adam mengatakan meski margin bisnis pemurnian emas tidak terlalu besar, Archi tetap komitmen membangun fasilitas refinery sebagai bagian dari visi perusahaan menjadi perusahaan tambang emas terintegrasi. Tidak hanya pertambangan emas, Archi juga telah memiliki perusahaan kontraktor jasa tambang dengan penyertaan 25% saham. Serta penjualan emas batangan yang diproduksi Lotus Archi.

“Kami telah mempunyai dari hulu hingga hilirnya, tapi yang belum ada, di tengah, pemurnian emasnya. Bisa saja kami lakukan di tempat lain. Tapi kami ingin semua terintegrasi,” kata Adam.

Ada dua opsi yang disiapkan Archi untuk lokasi refinery, yakni di lokasi tambang, yakni Manado atau di Jakarta. Keduanya, menurut Adam, mempunyai kelebihan dan kekurangan. Jika dibangun di Jakarta, maka ada kemungkinan refinery bisa digunakan oleh perusahaan tambang emas lainnya. “Namun kalau di Jakarta tentunya kita harus mengeluarkan investasi untuk pengadaan lahan. Beda jika di site, lahannya sudah siap,” katanya.

Adam menambahkan investasi pembangunan refinery sendiri tidak terlalu besar, sekitar US$10 juta. Apalagi jika dibanding raihan laba bersih Archi yang hingga sembilan bulan 2021 meraih US$57,3 juta.

Butuh Waktu

Pada awal Januari 2022, satu dari empat pit Tambang Tondano Nusajaya yang telah beroperasi mengalami kerusakan dinding kerja tambang yang mengakibatkan aliran air sungai masuk ke dalam pit. Hal ini merupakan dampak dari tingginya curah hujan yang mengakibatkan penurunan tanah, kerusakan jalan dan badan sungai yang berada tidak jauh dari pit.

Menurut Adam, perbaikan pit membutuhkan waktu beberapa bulan. Selain itu, Archi juga berencana mempercepat rencana pemindahan alur sungai, jalan dan juga infrastruktur kelistrikan milik PT PLN (Persero) yang berada dekat dengan pit tersebut.

“Dengan kejadian ini, pemindahan yang tadinya akan dilakukan pada 2023 kami percepat jadi tahun ini. Jadi rencana pembangunan refinery kita tunda tahun depan,” ungkap Adam.

Archi memiliki kegiatan operasional penambangan emas di Tambang Emas Toka Tidung, Sulawesi Utara melalui dua kontrak karya yang dipegang dua anaknya usahanya, PT Meares Soputan Mining dan Tambang Tondano Nusajaya. Luas area konsensi sekitar 40 ribu hektare dengan total 5,5 juta ounce sumber daya mineral dan 3,9 juta ounce cadangan bijih per akhir 2020.

Archi hingga saat ini sudah berhasil mengeksplorasi enam pit dan empat di antaranya sudah beroperasi dan berproduksi. “Dengan satu pit dihentikan kegiatannya, maka kami akan berproduksi dari tiga pit lainnya,” kata Adam.(AT)