JAKARTA – Holding BUMN Pertambangan, Mining Industrial Indonesia (MIND ID) pada tahun ini akan banyak melakukan aksi korporasi untuk penambahan cadangan. MIND ID sendiri menjadi holding bagi empat perusahaan tambang sekaligus yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timan Tbk (TINS) serta PT Freeport Indonesia.

Hendi Prio Santoso, Direktur Utama MIND ID, mengungkapkan upaya penambahan cadangan mineral dan batu bara jadi salah satu strategi. Langkah yang ditempuh diantaranya akan aktif ikut serta dalam lelang wilayah tambang yang digelar pemerintah.

“Langkah ini dilakukan untuk menggenjot eksplorasi dan penambahan cadangan yang diproyeksikan akan menambah produksi,” ujar Hendi disela rapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (16/1).

Selain itu, kata Hendi MIND ID melalui anggota holdingnya mengincar lahan tambang di luar negeri. Sehingga akuisisi tambang jadi salah satu upaya yang akan ditempuh.

“Kita juga membuka peluang untuk mengakuisisi tambang potensial di luar negeri,” tambah Hendi.

Kemudian khusus khusus Freeport akan dikaji terus Lifetime of Mining Plan (LMP) dari lahan tambang yang ada saat ini. Rencana tersebut yang kemudian menjadi acuan langkah PTFI kedepan, terutama pasca habis kontrak di 2041.

“Langkah langkah ini dilakukan juga dalam rangka untuk memastikan kebutuhan bahan baku mentah untuk rencana hilirisasi kedepan,” ujar Hendi.

Menurut Hendi pihaknya juga akan melakukan penyediaan sumber daya cadangan yang memadai untuk kebutuhan inisiatif strategis hilirisasi. Selain itu, pihaknya juga akan memperkuat monitoring program eksplorasi terintegrasi di MIND ID.

Hingga kuartal III 2021 MIND ID mencatatkan laba bersih konsolidasian sebesar Rp9,8 triliun. Holding BUMN tambang ini berhasil membalikkan kinerja keuangannya yang merah pada periode yang sama tahun lalu, dengan catatan rugi bersih sebesar Rp1,4 triliun.

Selain itu, perusahaan membukukan total pendapatan sebesar Rp 63,8 triliun pada sembilan bulan 2021. Angka ini lebih tinggi 35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Tiga kontributor terbesar pendapatan berasal dari komoditas batu bara, emas dan timah. Perusahaan mencatat Net Profit Margin sebesar 15,4%, meningkat dibandingkan capaian tahun lalu sebesar -3,0%. Profitabilitas juga ditunjukkan dengan capaian EBITDA Rp 19,8 triliun, dengan marjin 31,0%, lebih tinggi 179% dari capaian tahun lalu. (RI)